GridHEALTH.id - Selain berita mengenai korban hepatiti smisterius yang terus bertambah, juga sebarannya semakin meluas, ada juga berita yang mengindikasikan ada kaitan KLB hepatitis akut misterius yang ditetapkan WHO dengan vaksinasi Covid-19.
Karenanya saat ini masyarakat dunia, juga parah ahli, tak terkecuali di Indonesia sedang menunggu hasil investigasi prihal hepatitis akut.
Di Indonesia sendiri sudah dilakukan investigasi oleh pemerintah, dalam hal ini Kemenkes dengan pihak terkait pada 3 korban meninggal dunia di RSCM Jakarta yang diduga karena hepatitis akut yang ditetapkan KLB oleh WHO.
Mengena berita tersebut, dugaan ada keterkaitan antara KLB hepatitis akut misterius dengan vaksin Covid-19, Ketua Satuan Tugas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban angkat bicara.
Menurutnya hipotesis bahwa Hepatitis misterius terkait dengan vaksinasi COVID-19 belum didukung fakta.
"Hipotesis ini tidak didukung data, karena sebagian besar anak-anak yang terkena hepatitis misterius ini justru belum menerima vaksinasi COVID-19," kata Zubairi Djoerban, Selasa (3/5/2022) dikutip dari Antara.
Prihal 3 aak yang meninggal di RSCM Jakarta dan diduga karena infeksi hepatitis akut misterius, Prof Zubairi mengatakan sebagian besar anak-anak mengalami masalah gastrointestinal terlebih dahulu, diikuti penyakit kuning.
Tes laboratoriumnya juga menunjukkan tanda-tanda peradangan hati parah.
"Sebagian besar anak tidak mengalami demam," katanya.
Sudah Ada 170 Kasus
Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB-IDI) melaporkan hingga kini terdapat 170 kasus dugaan Hepatitis akut di dunia, termasuk tiga anak di Indonesia yang meninggal.
Menurut Prof Zubairi yag mengutip keterangan Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), rentang usia pasien yang diidentifikasi antara bayi berusia satu bulan hingga remaja berusia 16 tahun.
Terkait penyebabnya, Zubairi mengatakan para ahli sedang menyelidiki, termasuk di Indonesia. "Sebagian ketemu Adenovirus 41, sebagian ketemu SARS-CoV2, sebagian kombinasi dua virus itu, dan masih mungkin dipicu penyebab lain," katanya.
Zubairi mengatakan Adenovirus merupakan virus umum yang sebabkan berbagai penyakit seperti pilek, demam, sakit tenggorokan, bronkitis, pneumonia, dan diare.
"Adenovirus 41 belum pernah terkait dengan hepatitis, dan patogen umum ini biasanya bisa sembuh sendiri," katanya.
Zubairi mengatakan Hepatitis misterius tersebut berkriteria amat serius karena beberapa anak meninggal dunia.
Bahkan sepuluh dari 145 pasien dengan hepatitis akut ini memerlukan transplantasi hati yang terjadi di Inggris.
Zubairi menambahkan hingga saat ini belum ada teknologi diagnosa untuk mendeteksi Hepatitis akut misterius itu.
"Belum ada tes yang memastikan," katanya.
Sejauh ini, kata Zubairi, pasien pengidap Hepatitis tersebut dinyatakan negatif terhadap virus hepatitis A, B, C, D, E dan dengan kadar enzim transaminase lebih dari 500 unit per liter.
Menurut laporan WHO, rentang usia pasien yang diidentifikasi sejauh ini antara bayi berusia satu bulan hingga remaja berusia 16 tahun.
Sebagian besar pasien anak mengalami masalah gastrointestinal terlebih dahulu, diikuti penyakit kuning.
Karenanya masyarakat diimbau agar tenang menghadapi fakta ini.
Jangan percaya terhadap infromasi dan pendapat yang tidak didukung bukti ilmiah.
Berbagai pihak pun dimohon untuk tidak memberikan informasi hanya berdasarkan statments semata, tanpa ada keterangan resmi, fakta ilmiah, dan juga informasi medis yang bisa dipertanggung jawabkan.
Jangan membuat masyarakat semakin resah denga naneka informasi yang tidak bisa dipertanggung jawabkan.
Keresahan masyarakat terhadap KLB hepatitis akut misterius ini bisa berdampak negatif bagi kita semua, juga bangsa dan negara, khususnya ekonomi.(*)
Baca Juga: 2 Pemudik Meninggal Dalam Kendaraan, Diduga Kepanasan dan Karena Asma
Source | : | Antara |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar