GridHEALTH.id - Masalah kesuburan adalah momok menakutkan bagi pasangan suami istri, apalagi yang baru menikah.
Terlebih pada perempuan yang cenderung menyalahkan diri sendiri jika disinggung masalah kesuburan.
Padahal faktanya, sekitar 35-40% dari kasus infertilitas ditemukan pada pria, dan 35-40% ditemukan pada perempuan.
Sisanya masuk ke area abu-abu alias disebabkan oleh faktor ganda.
Nah, untuk mengetahui penyebab pasti ketidak suburan memeriksakan diri ke Bagian Endokrinologi Reproduksi.
Sebagai informasi, berikut ini aneka masalan kesuburan yang paling banyak dialami:
Masalah Kesuburan Pria
Pemicu paling umum terjadi adalah masalah sperma (sperm disorder), seperti jumlah sperma yang rendah (kurang dari 20-15 juta sel sperma dalam 1 ml cairan sperma/semen), motilitas (kelincahan dan daya gerak) sperma rendah, atau berkurangnya produksi sperma.
Sebagian besar dari masalah ini bisa dipicu oleh beberapa faktor berikut:
Baca Juga: Terlanjur Jadi Wanita, Permohonan Ganti Kelamin Faqih Banyumas Ditolak Pengadilan Purwokerto
* Umur
Jumlah sperma pasangan mungkin tidak berkurang, tapi spermanya mulai kehilanggan motilitas di sekitar umur 40.
Kurangnya kelincahan sperma akan berimbas pada kemampuannya masuk ke saluran indung telur untuk melakukan pembuahan nantinya.
* Masalah sistem imun
Kondisi daya tahan tubuh yang rendah bisa berpengaruh pada motilitas dan kemampuan sperma untuk masuk ke dalam indung telur.
Dengan kata lain, sistem imun yang buruk berdampak buruk pada fertilitas pria.
* Masalah berat badan
Bobot tubuh pria yang terlalu berat akan berpengaruh pada kualitas dan jumlah sperma.
Semakin gemuk seorang pria, maka semakin sedikit pula volume sperma yang mereka keluarkan saat ejakulasi.
Baca Juga: Ari Lasso Tak Lagi Makan Sarang Burung Walet, Benarkah Bikin Sel Kanker Ganas?
Jika bobot tubuh sudah masuk kategori kurang atau kelebihan, boleh saja cemas soal kesuburan.
Pria dengan berat badan normal mengeluarkan sperma dengan volume rata-rata 3,3 ml saat ejakulasi, sedangkan pria obesitas rata-rata hanya mengeluarkan 2,8 ml.
Plus, kelebihan bobot juga akan mempengaruhi kegesitan sperma masuk dan membuahi telur.
Studi tahun 2009 oleh WHO menemukan fungsi testis dan jumlah sperma subur pada pria obesitas lebih rendah ketimbang pria dengan berat badan ideal. Jadi sangatlah penting untuk menjaga berat badan ideal pasangan Anda.
* Penyakit Menular Seksual (PMS)
Penyakit kelamin yang tidak diobati bisa berdampak buruk pada masalah transpotasi sperma ke saluran indung telur, tapi kondisi ini bisa diperbaiki jika ada pengobatan yang tepat dan tuntas.(*)
Baca Juga: Perawatan Payudara Terpenting Bagi Ibu Hamil dan Selama Menyusui
Artikel ini telah publish di nakita.id, dengan judul; Kapan Boleh Cemas Soal Kesuburan?
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar