4. Calcium Channel Blokers. Membantu menjaga kalsium untuk memasukki otot-otot jantung dan sel pembuluh darah, obat hipertensi ini mempunyai efek samping seperti sembelit.
Terkadang juga pusing, sakit kepala, detak jantung cepat atau tidak teratur, dan pembengkakan di kaki.
5. Alpha blockers. Pemakaiannya bertujuan untuk mengurangi impuls saraf ke pembuluh darah, sehingga darah lebih mudah mengalir. Efek samping yang mungkin terjadi yakni detak jantung cepat.
Selain itu juga pusing, sakit kepala ringan, dan lemas saat berdiri tiba-tiba atau bangun di pagi hari. Ini akibat dari penurunan tekanan darah.
6. Alpha-beta blockers. Obat hipertensi ini mungkin menyebabkan tekanan darah turun saat sedang berdiri secara tiba-tiba atau bagun di pagi hari. Orang yang meminumnya, akan merasakan pusing, sakit kepala ringan, atau tubuh yang lemas.
7. Beta blockers. Obat tekanan darha tinggi ini menyebabkan detak jantung jadi lebih lambat.
Adapun efek samping yang mungkin timbul yakni gejala asma, tangan serta kaki yang dingin, depresi, masalah saat ereksi, dan kesulitan untuk tidur.
Baca Juga: 6 Jenis Makanan yang Bisa Menurunkan Tekanan Darah Tinggi, Penyandang Hipertensi Pasti Suka
8. Aldosterone antagonists. Efek samping yang mungkin terjadi dari penggunaan obat hipertensi ini, yaitu hiperkalemia, asidosis metabolik hiperkloremik, gagal ginjal akut, dan batu ginjal.
Hiperkalemia dengan potensi henti jantung, merupakan komplikasi yang paling ditakuti dari aldosterone antagonists.
9. Renin inhibitor. Obat hipertensi ini terbilang baru. Bekerja dengan mengurangi bahan kimia yang mengecangkan pembuluh darah. Ini mungkin karena obat ini digunakan sendiri atau bisa digabung dengan yang lain.
Efek samping yang mungkin terjadi yaitu batuk, diare atau sakit perut, asam lambung naik, dan muncul ruam.
Source | : | WebMD,Medline Plus |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar