Frans juga mengatakan, pihaknya terus berkomitmen mendukung pemerintah dalam pendistribusian minyak goreng.
Menurutnya, hal ini sesuai yang diamanahkan pemerintah untuk mendistribusikan minyak goreng melalui beberapa skema distribusi.
“Skema pertama adalah yang rutin saat ini didistribusikan ID FOOD group ke pedagang - pedagang pasar tradisional, hingga tanggal 13 Mei 2022 pendistribusian minyak goreng curah terdistribusi sebanyak 39,8 juta liter," ungkap Frans.
Ia melanjutkan skema berikutnya adalah B2B melalui sistem pendistribusian minyak goreng terintegrasi antara pedagang maupun pembeli di aplikasi Warung Pangan.
“Para pengecer minyak goreng dipastikan mendapat pasokan secara berkelanjutan dari ID FOOD group, hal ini juga untuk mengantisipasi kelangkaan pasokan," tegasnya.
Frans menambahkan, sistem platform digital ini juga memiliki kemampuan membaca setiap konsumen yang sudah bertransaksi membeli minyak goreng lantaran teridentifikasi menggunakan NIK yang terkoneksi ke dukcapil.
Sehingga mampu mencegah pembelian melebihi kuota harian dan antisipasi penimbunan minyak goreng.
Baca Juga: Minyak Goreng Terbarukan Solusi Mahal dan Langkanya Minyak Sawit dan Lebih Sehat, dari Ganggang
Namun terlepas dari itu, bebapahal yang perlu diperhatikan perihal minyak goreng ini:
Dikutip dari artike GridHEALTH.id (1/4/2022) sebelumnya, kepada masyarakat untuk tidak menggunakan minyak goreng yang berulang-ulang kali dalam proses penggorengan karena dapat mengganggu kesehatan.
Kepada BPPOM agar menetapkan dan mencantumkan peraturan tentang penggunaan minyak goreng pada kemasan minyak goreng.
Penting juga diketahui, minyak goreng curah cenderung terpapar oksigen dan cahaya yang lebih besar dibanding minyak kemasan.
Source | : | Kompas.com,Health.grid.id |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar