GridHEALTH.id - Kabar buruk datang dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Dimana menurut mereka penyakit cacar monyet (monekypox) bisa jadi pandemi selanjutnya.
Menurut WHO, tingkat penularan cacar monyet saat ini berada di kategori "risiko sedang".
Hal ini diakibat penyebaran kasus di negara-negara non-endemi.
Diketahui Afrika merupakan negara endemi penyakit cacar monyet.
Namun kini mereka menyebar di Eropa, Amerika Utara, bahkan Australia.
Karenanya WHO menegaskan bahwa risiko cacar monyet bisa berubah menjadi lebih tinggi seperti pandemi.
Risiko semakin besar jika yang terpapar cacar monyet adalah kelompok seperti anak-anak atau orang dengan gangguan kekebalan.
"Risiko kesehatan masyarakat bisa menjadi tinggi jika virus ini memanfaatkan peluang untuk menetapkan dirinya sebagai patogen manusia dan menyebar ke kelompok yang berisiko lebih tinggi terkena penyakit parah seperti anak kecil dan orang yang mengalami gangguan kekebalan."
Baca Juga: Cacar Monyet Bukan Penyakit Menular Seksual Tetapi Bisa Berdampak Pada Kesehatan Seksual, Studi
Demikian tegas pernyataan lembaga PBB itu, dikutip Reuters, Senin (30/5/2022).
Hingga 26 Mei, ada total 257 kasus yang dikonfirmasi dengan 120 suspek, di 23 negara non endemi.
Belum ada kematian dilaporkan.
Monkeypox biasanya menyebar melalui kontak dekat.
Mereka yang terinfeksi disarankan mengisolasi diri dan menjaga kebersihan.
Penularan virus monkeypox
Sebelumnya, dilansir dari NHS.uk (27/5/2022), cacar monyet merupakan infeksi langka yang menyebar melalui hewan liar di bagian barat atau tengah Afrika.
Cacar monyet diperkirakan menyebar melalui hewan-hewan pengerat, misalnya saja tikus, mencit, dan tupai.
Seseorang bisa tertular cacar monyet jika dia digigit atau menyentuh darah, cairan tubuh, bintik-bintik, lecet, atau koreng dari hewan yang terinfeksi.
Baca Juga: Waspadai Penularannya, 3 Virus Ini Muncul Setelah Pandemi Covid-19
Selain itu, cacar monyet juga bisa ditularkan jika orang tersebut mengonsumsi makanan dari daging hewan yang telah terinfeksi sebelumnya.
Kemudian daging tersebut tidak dimasak secara sempurna atau matang.
Ada risiko penularan juga jika menyentuh bagian lain dari hewan yang terinfeksi tersebut, seperti kulit atau bulunya.
Seperti yang disebutkan oleh UKHSA, penularan cacar monyet dari seseorang ke orang lain sangat kecil risikonya. Tapi, tetap ada risiko jika melakukan tiga hal ini:
- Menyentuh pakaian, tempat tidur, atau handuk yang digunakan oleh pasien cacar monyet
- Menyentuh lepuh atau koreng pada kulit pasien cacar monyet
- Terkena droplet yang keluar saat pasien cacar monyet batuk ataupun bersin
Jika terinfeksi, maka gejalanya mungkin akan timbul dalam kurun waktu 5 dan 21 hari, sejak terpapar pertama kali.
Gejala umumnya, yakni demam, sakit kepala, sakit otot, sakit punggung, pembengkakan kelenjar getah bening dan ruam kulit.(*)
Baca Juga: HOT NEWS Kemenkes, Definisi Kasus yang Telah Ditetapkan untuk Wabah Cacar Monyet
Source | : | Nhs.uk,Reuters |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar