GridHEALTH.id – Ketombe adalah masalah rambut yang sudah sering dialami oleh orang-orang. Setidaknya seseorang pernah mengalami kondisi ini sekali dalam hidupnya.
Ketombe merupakan kondisi yang menyebabkan kulit kepala mengelupas. Serpihan ketombe yang berwarna putih, lebih mudah terlihat pada seseorang dengan rambut gelap.
Dilansir dari NHS, adanya ketombe di kulit kepala, bukan karena kebersihan yang buruk. Meskipun, kondisi ini tentu bisa terjadi jika tidak rutin mencuci rambut.
Akan tetapi, ada beberapa kondisi yang memang berisiko menyebabkan ketombe, seperti sedang stres, pengaruh suhu udara, dan kondisi medis.
Beberapa gangguan medis yang bisa menyebabkan ketombe adalah dermatitis seboroik, tinea captis atau kurap, eksim, dermatitis kontak, psoriasis, atau cradle cap.
Ketombe bukan merupakan penyakit menular, tapi jika dibiarkan kondisi ini bisa menimbulkan masalah lain.
Masalah yang kerap timbul akibat ketombe adalah rambut rontok. Apa sebenarnya yang membuat ketombe sebabkan rambut rontok?
Melansir Patient.info, dermatologis Dr Sharon Wong dari London Bridge Hospital mengatakan, rambut rontok karena ketombe bisa disebut dengan pityriasis amiantacea.
Kondisi tersebut merupakan gambaran dari kulit kepala yang bersisik, menurut Wong.
Baca Juga: 5 Penyebab Pria Botak di Bagian Depan, Usia Hingga Pilihan Gaya Hidup
Pityriasis amiantacea paling sering dialami oleh orang-orang yang memiiliki masalah pada kulit sebelumnya.
Penyakit kulit tersebut misalnya psoriasis atau eksim. Sehingga memicu terjadinya kerontokan pada rambut.
“Ketombe bukanlah kondisi yang serius, tetapi jika dibiarkan dalam jangka waktu yang lama, lapisan sisik yang tebal dapat menempel di permukaan kulit, kondisi yang dsiebut pityriasis amiantacea,” jelasnya.
Dia menambahkan, “Hal ini dapat mengganggu pertumbuhan rambut dan menyebabkan kerontokan rambut sementara.”
Keberadaan ketombe sendiri saja sudah bisa membuat tidak nyaman, karena sering kali diikuti oleh rasa gatal.
Belum lagi jika ketombe menyebabkan rambut rontok, maka permasalahan pada rambut menjadi lebih banyak.
Namun tenang, ketombe masih bisa ditangani. Dilansir dari Mayo Clinic, saat ketombe masih dalam tahap ringan dan belum menumpuk atau menyebabkan rambut rontok, bisa diatasi dengan menggunakan sampo.
Keramas secara rutin untuk mengurangi minyak dan sel-sel kulit mati menumpuk di kulit kepala. Jika sampo biasa tidak cukup ampuh, bisa coba menggunakan sampo yang khusus dibuat untuk ketombe.
Beberapa orang bisa mentolerir penggunaan sampo obat dua hingga tiga kali seminggu, dengan keramas secara teratur pada hari-hari lain jika diperlukan.
Baca Juga: 5 Makanan untuk Cegah Rambut Rontok Berlebihan, Ada Telur Hingga Ikan
Selain menggunakan sampo obat ketombe, masalah rambut tersebut juga bisa diatasi dengan mengubah gaya hidup seperti berikut:
1. Mengontrol stres: Stres secara tidak langsung berdampak pada kesehatan, membuat rentan terhadap sejumlah kondisi dan penyakit.
Bahkan, stres bisa memicu munculnya ketombe dan memperburuk gejala yang ada hingga terjadi kerontokan rambut.
2. Konsumsi makanan sehat: Jangan lupa untuk mengonsumsi makanan dengan kandungan zinc, vitamin B, dan jenis lemak tertentu untuk membantu mencegah ketombe.
Baca Juga: 6 Bahan Alami yang Mampu Menghilangkan Ketombe, Dari Lidah Buaya Hingga Bawang Putih
3. Lakukan perawatan rambut: Pilih perawatan rambut yang sesuai dengan jenis kulit. Jika berminyak, keramas setiap hari untuk mencegah ketombe.
Namun jika kering dan kulit kepala sensitif, maka lebih baik keramas 2 kali sehari dan gunakan produk yang gentle.
4. Berjemur: Paparan sinar matahari bukan hanya untuk tulang, tapi juga bisa mengurangi ketombe. Namun, pastikan untuk tidak terlalu lama berjemur, karena dapat meningkatkan risiko kanker kulit.
5. Batasi pemakaian produk penata rambut: Produk penata rambut bisa menumpuk di rambut dan kulit kepala, sehingga membuatnya lebih berminyak serta rentan berketombe.(*)
Baca Juga: Sama-sama Bikin Gatal di Rambut, Ini Cara Membedakan Ketombe dan Kutu
Source | : | Mayo Clinic,NHS,Patient.info |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar