Sejauh ini, belum ada korban jiwa yang dilaporkan, sebagaimana dilansir Reuters.
WHO menambahkan, melansir Kompas.com (30/05/2022), kemunculan cacar monyet yang tiba-tiba di beberapa negara non-endemik menunjukkan penularan yang tidak terdeteksi untuk beberapa waktu dan kejadian yang semakin parah baru-baru ini.
WHO juga menuturkan bahwa kemungkinan akan ada lebih banyak kasus yang dilaporkan karena pengawasan di negara-negara endemik dan non-endemik meluas.
walau demikian, WHO mengatakan pada Minggu (29/5/2022) bahwa cacar monyet (monkeypox) merupakan "risiko sedang" untuk kesehatan masyarakat secara keseluruhan di tingkat global.
Meski tidak perlu dikhawatirkan berlebih karena risiko sedang, namun jangan diangap sepele.
Ingat, menurut WHO bahwa siapa pun yang melakukan kontak fisik dekat dengan seseorang yang memiliki gejala cacar monyet, atau dengan hewan yang terinfeksi, memiliki risiko infeksi tertinggi.
Jika menginfeksi mereka yang sehat-sehat saja juga tidak berada di dalam zona merah, mungkin tidak akan berdampak hebat.
Baca Juga: Kulit Kaki di Jempol dan Tumit Pecah-pecah, Salah Diet Jadi Penyebabnya
Tapi jika menginfeksi 4 kelompok masyarakat berikut inim cacar monyet bisa menjadi gawat.
Melansir Medcom (29/05/2022), ada empat kelompok utama yang berisiko jik aterjangkit cacar monyet, yakni:
1. Bayi baru lahir
2. Anak-anak
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar