Laporan tersebut berasal dari 58 negara dan ada 5 negara dengan laporan BA.4 terbanyak, antara lain Afrika Selatan, Amerika Serikat, Britania Raya, Denmark, dan Israel.
Sedangkan BA.5 sudah dilaporkan sebanyak 8.687 sekuens dari 63 negara. Ada 5 negara dengan laporan sekuens terbanyak yaitu Amerika, Portugal, Jerman, Inggris, dan Afrika Selatan.
“Dari laporan itu disampaikan bahwa transmisi BA.4 maupun BA.5 memiliki kemungkinan menyebar lebih cepat dibandingkan subvarian omicron BA.1 dan BA.2.
Kemudian tingkat keparahan dari BA.4 dan BA.5 disampaikan tidak ada indikasi menyebabkan kesakitan lebih parah dibandingkan varian omicron lainnya,” kata dr. Syahril pada konferensi pers secara virtual di gedung Kemenkes, Jakarta, Jumat (10/6).
Ada 3 negara yakni Afrika Selatan, Portugal, dan Chili, yang kenaikan kasus COVID-19 dikaitkan dengan meningkatnya kasus BA.4 dan BA.5. Sementara di Indonesia kasus adanya BA.4 dan BA.5 dimulai di awal Juni 2022.
Dikatakan dr. Syahril, yang perlu diwaspadai yaitu immune escape, artinya imunitas seseorang memiliki kemungkinan lolos dari perlindungan kekebalan yang disebabkan oleh infeksi varian omicron.
Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 dinilai tak terlalu berbahaya.
Baca Juga: Qigong Olah Fisik Cina Tradisional untuk Pengobatan dan Jaga Kesehatan
Akan tetapi beberapa ahli mengatakan, varian baru lebih mungkin menginfeksi saluran pernapasan bagian atas atau ISPA daripada paru-paru.
Gejalanya yag bisa muncul, batuk dan pilek.
Kemungkinan kematian karena infeksi subvarian Omicron BA.4 dan BA.5, menyebabkan kematian lebih sedikit daripada sebelumnya di pandemi, ketika paru-paru lebih terkena dampak seperti varian awal saat di Wuhan dan Delta.(*)
Baca Juga: Seperti Ini Kondisi Organ Tubuh Manusia di Usia 60 Tahun, 4 Hal Ini Harus Diterima
Source | : | SehatNegriku-BA.4 dan BA.5 |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar