"Satu terdeteksi di Bali, tapi yang bersangkutan adalah tenaga media juga yang datang dari Jakarta," jelasnya.
Pemerintah terus memonitor kondisi penularan. Sampai saat ini, kondisi Indonesia dirasa masih cukup baik dan di batas aman indikator transmisi dari WHO.
Puncak kasus BA.4 dan BA.5
Diprediksi, puncak gelombang Covid-19 BA.4 dan BA.5 akan terjadi sekitar satu bulan setelah kasus pertama ditemukan.
“Sekarang sudah bulan Juni Juli, semua negara sudah siap-siap dengan gelombang berikutnya. Pengamatan kami, gelombang BA.4 dan BA.5 terjadi sebulan setelah penemuan kasus pertama. Jadi seharusnya di minggu kedua, minggu ketiga Juli, kita akan lihat puncak kasus dari BA.4 dan BA.5 ini,” kata Menkes.
Varian baru Covid-19 ini, memang menyebabkan kenaikan kasus di beberapa negara di dunia.
Namun, berdasarkan hasil pengamatan disebutkan bahwa penularan BA.4 dan BA.5 hanya sekitar sepertiga dari puncak Delta atau pun Omicron.
Baca Juga: Jerman Peringatkan Infeksi Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 Lebih Cepat, Waspada di Musim Panas
Selain itu, jumlah kasus rawat inapnya pun juga hanya sepertiga dari kasus Delta dan Omicron.
Sementara jumlah angka kematiannya, sepersepuluh dari kasus kematian akibat dua varian Covid-19 terdahulu.
Meski begitu, kewaspadaan juga tetap diperlukan dalam menghadapi gelombang baru Covid-19 ini.
Masyarakat didorong untuk segera melakukan vaksinasi dosis ketiga atau booster.
“Kalau memang benar-benar masyarakat kita siap, termasuk dengan booster-nya yang baik, kemungkinan puncaknya tidak akan tinggi,” ujarnya.
Budi Gunadi melanjutkan, “Ditambah dengan adanya booster ini, daya tahan imunitas masyarakat akan bertahan enam bulan lagi, sampai bulan Februari-Maret tahun depan.”
Baca Juga: Kasus Covid-19 di Indonesia Naik Lagi, Kemenkes: Masih Wajar
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar