“Khususnya BA.5 ini dia punya karakter yang merupakan kombinasi yangmana memiliki kecepatan lebih dari Omicron sebelumnya. Sehingga, mudah menginfeksi baik yang sudah vaksin ataupun belum,” ujar Dicky, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (14/6/2022).
Dicky mengatakan bahwa BA.5 mengadopsi juga mutasi dari Delta L452 yang membuatnya mudah terikat di reseptor ACE 2.
Karenanya sub varian Omicron BA.5 mudah masuk sel tubuh manusia.
Baca Juga: Ada Parasit Cacing Pita di Daging Babi, Apa Risiko Mengonsumsinya?
“Riset terakhir di Jepang dan beberapa negara Eropa, BA.4 dan BA.5 kemampuan bereplikasinya di sel paru meningkat,” ujarnya.
Berdasarkan studi di laboratorium tersebut, BA.4 dan BA.5 lebih fusogenik dan patogenik jika dibandingkan dengan BA.2.
“Artinya potensi keparahan lebih infeksius. Yang jelas potensi keparahan ada,” jelas Dicky.
Selain itu, dari studi juga ditemukan bahwa angka reproduksi efektivitas BA.4 dan BA.5 1,2 lebih tinggi jika dibandingkan dengan BA.2 atau subvarian lain.
“Artinya lebih cepat penularannya atau transmisinya karena kalau sudah angka reproduksi lebih dari 1 artinya ada pertumbuhan eksponensial yang akan terjadi,” paparnya lebih jauh.
Sudah Perkenah Terkena Delta Aman?
Berdasarkan studi, orang yang pernah terinfeksi BA.2 maupun BA.1 tak memiliki proteksi terhadap BA.4 dan BA.5.
Meski demikian, ia menilai Indonesia selama dua tahun ini sudah terbentuk imunitas, sehingga penyebaran terjadi tetapi akan banyak orang yang tak bergejala.
Apalagi Indonesia sudah pernah mengalami gelombang Delta.
“Kita diuntungkan pernah mengalami gelombang Delta yang besar, kemudian vaksinasi bergerak cepat, selain itu juga populasi muda kita besar,” ujar Dicky.
Ia menilai, saat ini negara yang memiliki risiko tinggi terhadap varian BA.4 dan BA.5 adalah negara yang walaupun memiliki cakupan vaksinasi lengkap dan booster 80 persen namun memiliki lansia dominan, seperti Portugal.
Selain itu, risiko juga terjadi pada negara yang belum mengalami dampak besar dari varian delta.
Sekarang negara-negara tersebut sedang bersiap untuk kemungkinan buruk akibat gelombang sub varian Omicron BA.4 dan BA.5 ini.
Meski demikian, Dicky menyampaikan, perilaku adaptif terhadap pandemi, yakni memakai masker dan menjaga jarak tetap perlu untuk dilakukan masyarakat guna menghadapi subvarian baru ini.
Jadi tetap cara terbaik, termudah, termurah, terefektif mencegah infeksi sub varian Omicron BA.4 dan BA.5, tidak lain dan tidak bukan taat prokes, mulai dari menggunakan masker.(*)
Baca Juga: Siap-siap, Puncak Gelombang BA.4 dan BA.5 Diprediksi Pertengahan Juli
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar