GridHEALTH.id - Hari ini dunia sosial media dihebohkan dengan pemberitaan meninggalnya seorang influencer Alice Arisara Karbdecho.
Alice Arisara Karbdecho asal Tahiland yang memiliki lebih dari 1,5 juta pengikut di Instagram, diberitakan meningal dunia karena tersedak.
Karena tersedak itu dirinya menurut dokter mengalami hipoksia serebral.
Apakah hipoksia serebral itu?
Hipoksia serebral atau brain hypoxia adalah suatu kondisi yang terjadi saat otak kekurangan oksigen.
Artinya, oksigen yang sampai ke otak jumlahnya lebih sedikit dibanding yang dibutuhkan.
Padahal, otak membutuhkan asupan sejumlah oksigen dan nutrisi agar dapat berfungsi dengan baik. Oleh sebab itu, kondisi ini dianggap sebagai masalah kesehatan serius.
Umumnya, hipoksia serebral menyerang bagian terbesar dari otak, yaitu hemisfer serebral (cerebral hemisphere).
Meski begitu, hipoksia serebral merupakan istilah yang menjelaskan adanya kekurangan oksigen pada seluruh bagian otak.
Baca Juga: Healthy Move, 3 Latihan Untuk Mendapatkan Kaki Kencang Bebas Lemak
Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai macam hal, termasuk cedera otak, stroke, keracunan karbon monoksida, dan masih banyak lagi.
Penyebab Hipoksia Serebral
Hipoksia serebral biasanya hanya mengganggu suplai oksigen menuju ke otak.
Namun, ada pula yang mengganggu suplai oksigen sekaligus nutrisi yang dibutuhkan oleh otak.
Penyebab hipoksia serebral yang hanya mengganggu suplai oksigen menuju otak, di antaranya, dilansir dari HelloSehat (24/12/2020) yang artikelnya ditinjau oleh dr. Tania Savitri:
* Amyotrophic lateral sclerosis (ALS), penyakit yang menyebabkan kelumpuhan pada otot pernapasan.
* Menghirup asap dalam jumlah yang berlebihan, seperti saat sedang terjadi kebakaran.
* Keracunan karbon monoksida.
* Tersedak.
Baca Juga: Inilah Endoskopi Ultrasound, Lebih Detail Deteksi Gangguan Cerna
* Berada di dataran tinggi.
* Adanya tekanan pada trakhea.
* Tercekik.
Adap juga penyebab hipoksia serebral yang menghambat suplai oksigen dan nutrisi ke otak, yaitu:
* Gagal jantung, yaitu kondisi saat jantung berhenti memompa darah.
* Aritmia, atau gangguan ritme jantung.
* Komplikasi dari anestesi lokal.
* Tenggelam.
* Overdosis obat.
Baca Juga: Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 Berisiko Bagi Kelompok Rentan Ini
* Stroke.
* Tekanan darah rendah.
* Cedera yang pernah dialami sebelum, saat, atau sesudah kelahiran, seperti cerebral palsy.
Jika pasien mengalami kondisi di atas, kemungkinan besar, pasien akan mengalami kematian dalam kurun waktu satu tahun, meski tidak menutup kemungkinan pasien dapat bertahan hidup lebih lama.
Lama waktu pasien mampu bertahan sangat tergantung pada perawatan untuk pasien dan berbagai upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya kondisi yang lebih buruk lagi.
Komplikasi lain yang bisa terjadi adalah:
* Penggumpalan darah pada pembuluh vena.
* Infeksi paru (pneumonia).
* Malnutrisi.
Baca Juga: Kasus PMK Meningkat Karena Sapi Impor Murah, Tidak Menular ke Manusia
Jadi jangan abaikan semua penyeban yang memicu terjadinya hiposia serebral.
Semakin dini mendapat pertolomngan medis, pasien bisa diselematkan kemungkinannya besar.(*)
Baca Juga: Fungsi Ginjal Terancam Terganggu, Kenali 4 Tanda Tubuh Kelebihan Garam
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar