GridHEALTH.id – Pandemi Covid-19 belum usai setelah subvarian omicron BA.4 dan BA.5 dinyatakan masuk ke Indonesia.
Pemerintah terus menghimbau kewaspadaan dari masyarakat, meskipun kasus dianggap masih terkendali dan memiliki hospitalisasi yang rendah.
Himbauan ini disampaikan oleh Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin dalam keterangannya di Kantor Presiden, Jakarta usai rapat terbatas bersama Presiden pada Senin,13 Juni 2022.
Munculnya subvarian omicron BA.4 dan BA.5 membuat berbagai negara di dunia mengalami kenaikan kasus, namun Menkes menyebut bahwa tingkat kenaikan kasus, hospitalisasi, dan angka kematian yang jauh lebih rendah dari varian Omicron awal.
“Kasus hospitalisasinya juga 1/3 dari kasus hospitalisasi Delta dan Omicron, sedangkan kasus kematiannya 1/10 dari kasus kematian Delta dan Omicron,” kata Budi.
Masyarakat tidak perlu khawatir, karena berdasarkan data dari WHO yang disampaikan langsung oleh Menkes menyebut kondisi Covid-19 di Indonesia masih relatif baik dibandingkan dengan negara lain.
Standar yang diberikan WHO untuk level 1, maksimal 20 kasus per minggu per 100 ribu penduduk, sedangkan Indonesia sejauh ini masih di angka 1 kasus per minggu per 100 ribu penduduk.
Positivity rate Indonesia berada diangka 1,36% dengan standar WHO 5% dan Reproduction rate atau reproduksi efektif diberikan standar 1 dan Indonesia relatif masih diangka 1.
Menkes juga menyampaikan bahwa pemerintah akan terus mengantisipasi lonjakan kasus dengan mengimbau masyarakat untuk segera mendapatkan vaksin booster dan tetap disiplin dalam penggunaan masker.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Naik, RSD Wisma Atlet Merawat 7.720 Pasien, Karyawan Kantoran Tetap Masuk Kerja
Langkah vaksinasi ini terbukti efektif dan memberikan dampak baik, setelah melihat data pasien positif subvarian omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia, 1 dari 8 pasien memiliki gejala sedang karena belum melakukan vaksinasi booster, sedangkan 7 lainnya tanpa gejala dan bergejala ringan karena telah mendapatkan vaksinasi booster.
“Bapak Presiden juga memberikan arahan agar booster ini bisa mudah diterima oleh teman-teman, setiap acara-acara besar kalau bisa diwajibkan untuk menggunakan booster. Sehingga bisa memastikan teman-teman yang mengikuti acara dengan kerumunan besar itu relatif aman,” kata Menkes.
Kementerian Kesehatan juga akan melakukan sero survei, sehingga pemerintah dapat mengambil kebijakan yang tepat untuk ke depannya.
Meskipun tingkat hospitalisasi untuk kasus jenis subvarianomicron BA.4 dan BA.5 ini rendah, masyarakat harus tetap waspada dan bukan berarti panik berlebih.
“Tidak ada ruginya kita bersikap hati-hati dan waspada, malah itu benar-benar bisa melindungi kita dan orang lain dan bisa menjaga kesinambungan dari pertumbuhan ekonomi kita,”ucap Budi.
Himbauan juga disampaikan langsung oleh Presiden melalui Menkes, terkait kewaspadaan terhadap berkembang dan menyebarnya subvarian omicron BA.4 dan BA.5, meskipun kasus di Indonesia masih terkendali.
Kewaspadaan ini yang diharapkan bisa menekan lonjakan kasus.
“Bapak Presiden memberikan arahan ke kami bahwa lebih baik kita waspada, lebih baik kita hati-hati, karena kewaspadaan kita, konservatifnya kita, kehati-hatian kita sudah memberikan hasil bahwa kondisi penanganan pandemi di Indonesia termasuk yang relatif baik dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia," kata Menkes.
Tetap laksanakan prokes dan waspada seperti himbauan yang beredar, meskipun tingkat hospitalisasi subvarian omicron BA.4 dan BA.5 ini dikatakan rendah.
Baca Juga: Pemerintah Antisipasi Puncak Gelombang Covid-19 BA.4 dan BA.5 dengan Ini
Source | : | Covid19.go.id |
Penulis | : | Vanessa Nathania |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar