GridHEALTH.id - Pemakaian masker meskipun saat berada di ruang terbuka, diharapkan dapat diterapkan lagi oleh masyarakat.
Pada pertengahan Mei lalu, aturan penggunaan masker di tempat umum yang terbuka mulai dilonggarkan oleh pemerintah Indonesia.
Namun, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) merekomendasikan untuk tetap menggunakan masker saat berada di luar ruangan.
“Kami dari PB IDI merekomendasikan agar aturan memakai masker kembali diberlakukan, bahkan di ruang terbuka,” kata dr Erlina Burhan, Sp.P, Ketua Pokja Infeksi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Selasa (21/6/2022).
Mengingat belakangan ini terjadi tren kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia. Selama empat hari terakhir, kasus konfirmasi Covid-19 mencapai 1.000 kasus per harinya.
Pada Senin (20/6/2022), terjadi penambahan kasus baru positif Covid-19 sebanyak 1.180 pasien.
Ditemukannya subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 juga menjadi salah satu alasan aturan ini direkomendasikan untuk kembali diberlakukan.
Penyebaran subvarian BA.4 dan BA.5 di Indonesia
Dokter Erlina menjelaskan, pada awal tahun ini kasus Covid-19 di Indonesia didominasi oleh varian Omicron BA.1.
Baca Juga: Info Penambahan Pasien Covid-19 Dirawat di Rumah Sakit Wisma Atlet
Namun, pada akhir Mei telah terdeteksi Covid-19 subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia.
Jika dipelajari lebih lanjut, pasien Covid-19 yang terinfeksi subvarian BA.4 dan BA.5 diperkirakan mencapai 100.
“Tapi dari 57 kasus (subvarian Omicron BA.4 dan BA.5) yang sudah direka ulang, jumlah BA.5 jauh lebih banyak daripada BA.4,” kata dokter Erlina di diskusi media PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Diketahui jumlah subvarian BA.5 mencapai 47 kasus, sedangkan BA.4 hanya sekitar 10 kasus.
Kasus subvarian BA.4 dan BA.5 paling banyak terjadi di wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, Bali, dan Banten.
Lebih lanjut, dokter Erlina juga menjelaskan bahwa saat ini sudah terjadi penularan lokal subvarian BA.4 dan BA.5.
“Umumnya sekarang di kalangan WNI. Kalau awal-awal ada WNA beberapa, tapi sekarang warga negara Indonesia,” katanya.
Dia menambahkan, “Artinya sudah terjadi transmisi lokal, bukan lagi imported cases lagi. Tentu saja kita patut waspadai, karena masyarakat cenderung kalau ada gejala takut untuk memeriksakan diri.”
Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 sampai saat ini diketahui tingkat keparahannya tidak melebihi varian berikutnya.
Baca Juga: Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5, Epidemiolog: Pemilik Penyakit Komorbid Rentan Terinfeksi
Namun, bagi kelompok rentan seperti lansia, anak-anak, pemilik penyakit komorbid, dan orang yang belum divaksinasi varian ini tetap berisiko.
Dari data yang ada, terjadi penularan dikalangan anak-anak dan orang lanjut usia (lansia). Terdapat sekitar 8-9 persen kasus Covid-19 subvarian BA.4 dan BA.5 pada anak-anak.
Rata-rata mereka berusia 1-18 tahun dan tertular ketika bepergian bersama dengan orangtua.
Baca Juga: Ungkapan Keresahan Netizen Akibat Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar