GridHEALTH.id - Lucinta Luna dikabarkan kembali melakukan operasi plastik, seperti yang terlihat dalam update instagram miliknya @lucintaluna_manjalita diketahui bahwa kali ini operasi plastik yang dilakukannya adalah untuk mengubah pita suara.
Bagi yang belum tahu, berikut ini ulasan mengenai operasi plastik potong leher untuk mengubah pita suara.
Operasi plastik potong leher untuk mengubah pita suara dalam medis dikenal dengan sebutan chondrolaryngoplasty/tracheal shave atau pemotongan trakea.
Dilansir dalam laman WebMD, secara umum operasi plastik potong leher atau trakea ini dilakukan bagi yang memiliki masalah dengan jakun, sehingga perlu dilakukan prosedur pembedahan untuk mengurangi ukuran jakun.
Jakun adalah tulang rawan tiroid yang memiliki benjolan berbentuk seperti apel dan berisi laring atau kotak suara.
Bagi seorang pria akan memiliki jakun yang lebih besar dan jelas dibandingkan wanita, inilah yang akhirnya membedakan suara antara pria dan wanita.
Beberapa alasan seseorang melakukan operasi plastik pemotongan trakea atau yang disebut oleh Lucinta Luna sebagai operasi plastik potong leher adalah:
- Munculnya permasalahan pada jakun
- Keinginan untuk mengurangi ukuran jakun, bagi pria dan wanita
Baca Juga: 6 Metode Operasi Plastik Terlaris di Korea, Semuanya di Wajah
Operasi plastik pemotongan trakea atau "potong leher" seperti yang dilakukan Lucinta Luna ini dilakukan dengan menggunakan anastesi lokal ataupun umum.
Di mana secara umum dokter akan membuat sayatan di dagu lalu mengikis dan merestrukturisasi tulang rawan sekalian mengurangi ukurannya.
Dalam studi tahun 2018 menunjukkan hasil kepuasan dari pasien yang telah melakukan operasi plastik pemotongan trakea atau "potong leher", di mana sebagian besar mengatakan:
- Puas dengan penampilan leher dan jakun yang baru setelah operasi plastik
- Muncul keinginan operasi lanjutan jika dirasa masih terlalu besar jakunnya
- Penampilan jakun setelah melakukan operasi plastik pemotongan trakea atau "potong leher" dapat mempengaruhi penampilan sosial dan profesional
- Perubahan suara yang dihasilkan setelah melakukan operasi plastik pemotongan trakea atau "potong leher" adalah yang diinginkan
Namun tetap perlu diingat, untuk melakukan operasi plastik pemotongan trakea atau "potong leher" seperti yang dilakukan Lucinta Luna, membutuhkan konsultasi langsung pada dokter dalam pelaksanaannya.
Karena dapat berisiko permanen yang memungkinkan munculnya beberapa keterbatasan fisik, meskipun operasi plastik pemotongan trakea atau "potong leher" termasuk dalam prosedur yang relatif kecil.
Baca Juga: Lucinta Luna Gunakan Narkoba karena Depresi hingga ingin Bunuh Diri, Inilah Ciri-cirinya
Berikut ini beberapa risiko yang mungkin dialami dari operasi plastik pemotongan trakea atau "potong leher" seperti yang dilakukan Lucinta Luna, adalah keterbatasan fisik (jumlah yang terlalu banyak dibuang dapat menyebabkan kerusakan permanen pada pita suara) dan bekas luka yang tersisa berkemungkinan untuk tetap terlihat.
Selain itu, terdapat beberapa komplikasi dari operasi plastik pemotongan trakea atau "potong leher", seperti:
- Nyeri saat menelan (odynophagia)
- Kesulitan menelan (disfagia)
- Suara serak
- Spasme otot pita suara (laringospasme)
Gejala ini mungkin bertahan selama satu minggu dan pemulihan penuh masih dibutuhkan selama satu bulan.
Biaya yang dibutuhkan berkisar Rp 45.000.000 hingga Rp 75.000.000, namun tetap dibutuhkan tambahan dana untuk prosedur-prosedur lainnya, seperti anastesi.
Keputusan untuk melakukan operasi plastik pemotongan trakea atau "potong leher" seperti yang dilakukan Lucinta Luna mungkin akan sangat berpengaruh pada fisik dan psikologis seseorang yang menginginkannya, sehingga pastikan sudah menerima konseling profesional sebelum mengambil langkah-langkah ini.
Inilah ulasan mengenai operasi plastik pemotongan trakea atau "potong leher" yang Rabu kemarin (06/07/2022) dilakukan oleh Lucinta Luna.
Baca Juga: Baru Sehari PPKM Level 2, Mendagri Tito Karnavian Tetapkan Kawasan Jabodetabek Kembali ke Level 1
Source | : | WebMD |
Penulis | : | Vanessa Nathania |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar