GridHEALTH.id - Salah satu momok vaksinasi adalah jarum suntik.
Ya, jarum suntik saat vaksinasi membuat banyak masyarakat, terkhusus anak-anak takut dan enggan divaksin.
Untuk mengatasi hal tersebut ilmuan menciptkan vaksin yang diberikan tanpa disuntik, alias diberikan secara oral.
Tapi sayang bioavailabilitas yang buruk masih menjadi masalah utama untuk banyak obat dan vaksin yang diberikan melalui rute oral karena kelarutannya yang rendah, degradasi oleh lingkungan asam lambung atau oleh enzim proteolitik saluran pencernaan (GIT).
Teknologi Microneedles
Untuk mengatasi hal tersebut ilmuan pun menemukan teknologi microneedle, menggunakan jarum berukuran mikron untuk membuat saluran mikro dan menembus ke dalam stratum korneum kulit.
Microneedle dapat menghantarkan partikel kecil tanpa memberikan rasa sakit.
Sehingga efektivitas vaksin meningkat dan dosis yang dibutuhkan tidak terlalu besar.
Bentuk jarumnya yang kecil, memungkinkan penetrasi microneedle tanpa memberikan rasa sakit karena jarum tersebut tidak mencapai ujung saraf yang peka terhadap nyeri, yaitu pada lapisan dermis.
Baca Juga: 6 Bahaya Kebiasaan Minum Air Putih Sebelum Tidur, Jarang yang Tahu
Penggunaan Microneedle pada Vaksin
Penelitian terkait microneedle dalam sistem penghantaran vaksin terus dilakukan secara massif sehingga perkembangan teknik ini berkembang semakin pesat.
Microneedle dalam vaksinasi memberikan banyak keuntungan dibandingkan dengan rute vaksinasi konventional seperti intramuscular dan subkutan.
Penggunaan microneedle dengan plester menawarkan keuntungan menghindari penyimpanan rantai dingin dan fleksibilitas yang lebih mudah serta pelepasan lambat merupakan salah satu keuntungan dari penggunaan microneedle.
Antigen vaksin dalam microneedles dapat dibuat dalam bentuk larutan atau suspensi, dikemas dalam nano atau mikropartikel, dan berbasis asam nukleat.
Jadi masa depan vaksin berbasis jarum mikro terlihat menjanjikan, mengatasi beberapa keterbatasan seperti dosis yang tidak memadai, stabilitas dan sterilitas akan mengarah pada keberhasilan penggunaan jarum mikro untuk pengiriman vaksin.
Tak hanya penemuan ilmuan prihal solusi pemberian vaksin.
Penggunaan biodegradable dalam mikroneedle vaksin bertujuan untuk meningkatkan keamanan salah satunya dalam pembuatan jarum microneedle, dimana jarum mikro biodegradable yang mungkin tidak sengaja putus di kulit dan akhirnya menghilang.
Polimer biodegradable juga dapat digunakan sebagai pembawa dimana Ags akan dikemas dalam microneedles polimer dan setelah penyisipan ke dalam kulit, polimer dapat melarut dalam waktu singkat, sehingga dapat cepat melepaskan vaksin ke dalam aliran darah.
Baca Juga: Test PCR Gratis, ke Puskesmas Terdekat Bagi yang Bergejala Covid-19
Polimer biodegradable yang digunakan dalam penghantaran vaksin terdiri dari dua jenis polimer, yaitu polimer biodegradable sintesis dan natural.
Beberapa contoh vaksin yang menggunakan microneedle polimer biodegradable sebagai sistem pembawa diantaranya adalah vaksin difteri
Vaksin menggunakan kitosan sebagai polimer pembawa. Pada penelitian vaksin difteri Vaksinasi transkutan dengan microneedle campuran N-trimethyl chitosan dan toksin difteri menunjukkan respon igG 8 kali lebih banyak.
Jadi, microneedle polimer biodegradable dapat menjadi jawaban dari permasalahan dalam sistem pemberian vaksin selama ini, yang bagi sebagian orang, khususnya anak, menakutkan.
Teknologi mikroneedle menawarkan beberapa keuntungan dibandingkan vaksinasi konvensional seperti mengatasi beberapa keterbatasan seperti tidak meberikan rasa sakit dan meningkatkan fleksibilitas, selain itu penggunaan biopolimer menambah keuntungan yakni memiliki sifat yang menarik yakni biokompatibilitas, biodegradabilitas, dan toksisitas minimal.(*)
Baca Juga: 7 Teknik Akupuntur TCM untuk Mengobati Hepatitis B Tanpa Obat Kimia
Source | : | Farmasetika-microneedle |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar