GridHEALTH.id - Hepatitis merupakan peradangan yang terjadi pada hati dan dapat menyerang tidak hanya orang dewasa, melainkan bayi baru lahir pun bisa terserang.
Hepatitis seringkali menjadi silent killer karena deteksi terlambat yang menyebabkan kondisi hati sudah menjadi kronis, hingga berisiko lebih tinggi menyebabkan kematian.
Sehingga perlu diwaspadai tingkat kematian pasien hepatitis, khususnya pada bayi yang terhitung tinggi karena tingkat kesembuhannya tergolong rendah, maka deteksi sejak dini dapat menghindari bayi terkena hepatitis.
Peradangan pada hati dapat diketahui dari peningkatan SGOT-SGPT di dalam darah dan ini menjadi satu-satunya cara untuk mengetahui terpapar hepatitis atau tidak.
Secara umum, kasus hepatitis di Indonesia masih termasuk tinggi untuk kawasan Asia Tenggara, di mana data menyebutkan dalam kasus hepatitis B, Indonesia menjadi negara terbanyak di Asia Tenggara dengan total 7,1%, yang artinya 7 orang dari 100 orang menderita hepatitis B.
Sedangkan untuk hepatitis C, Indonesia berada pada peringkat ketiga negara terbanyak kasusnya di Asia Tenggara, dengan total 1%.
Oleh karena itu, diperlukan tindakan lanjutan dan perhatian lebih dari pemerintah serta masyarakat untuk mau ikut terlibat menyelesaikan masalah hepatitis di Indonesia.
Terlebih, untuk saat ini hepatitis sudah mudah diketahui dengan langkah yang benar dan pengobatan yang baik, jadi sudah saatnya para orangtua lebih memperhatikan kesiapan bayi agar terhindar dari hepatitis, mengingat akan kesembuhan pada bayi yang rendah.
Bayi yang terkena hepatitis umumnya terkena hepatitis B, karena didapat dari kondisi ibu yang membawa virus hepatitis B ini ke bayi.
Baca Juga: Interferon, Kandungan Obat Antivirus yang Dianggap Efektif Untuk Pengobatan Hepatitis
Banyak kasus di Indonesia, bayi lahir dengan kondisi positif hepatitis karena proses persalinan dan selama berada di dalam kandungan.
Ibu hamil yang positif hepatitis B berkemungkinan menularkan virus hepatitis B melalui darah, sehingga kemungkinan tertularnya pun sangat tinggi.
Risiko bayi terkena hepatitis
Pada bayi dan anak, umumnya hepatitis yang berisiko terkena adalah hepatitis B dengan sebagian besar adalah bayi dan hepatitis C sebagian kecil menyerang anak.
Penyakit hepatitis B yang berkemungkinan besar dialami oleh bayi karena proses penularannya yang dekat dengan ibu.
Risiko saat bayi tertular hepatitis B adalah bersifat kronis, yang artinya menahun dan bisa berlangsung seumur hidup jika tidak ditangani, selain itu tidak menutup kemungkinan pada dewasa akan terkena hepatitis tambahan, hepatitis D.
Hepatitis D adalah hepatitis yang menyerang orang yang sudah memiliki hepatitis B sebelumnya, karena sifat dari hepatitis D yang tidak dapat berdiri sendirian.
Sedangkan, fakta menunjukkan bayi yang terkena hepatitis, khususnya hepatitis B yang bisa dialami sejak baru lahir, hanya ada 5-10% yang bisa sembuh dengan jumlah 9-10 bayi yang terkena hepatitis.
Sebaliknya, pada orang dewasa 9 dari 10 orang yang terkena hepatitis akan sembuh, hanya ada 1% yang bersifat kronis, melihat fakta ini tentu harus diperhatikan oleh ibu hamil dan orangtua agar menciptakan generasi baru sehat saat dewasa.
Gejala dan pencegahan bayi terkena hepatitis
Pada bayi, gejala kemungkinan besar tidak akan muncul, hal ini dikarenakan virus sudah ada sejak lama di dalam tubuh, sehingga saat bayi belum bisa memfungsikan organnya dengan maksimal, tubuh tidak mengenali virus hepatitis B sebagai suatu ancaman.
Hingga muncul gejala yang tiba-tiba sudah menjadi kronis dalam kasus sejak bayi terkena hepatitis B, gejala ini biasanya baru terjadi di usia pra-remaja dan saat terjadi gejalanya sudah berat, seperti lemas, mual, kehilangan nafsu makan, lesu, kurus, yang parah akan muncul penyakit kuning, perut berisi air, hingga muntah darah dan kematian.
Baca Juga: 4 Simpulan Awal Penyebab Sebenarnya Hepatitis Akut Misterius Pada Anak, Benarkah dari Adenovirus?
Gejala-gejala ini akan muncul saat ada imunitas tubuh menyerang hati hingga menyebabkan kerusakan, meskipun sebenarnya imun tubuh bertujuan mengeluarkan virus, namun karena virus melekat pada hati, sehingga hati pun ikut rusak, kondisi ini masuk dalam fase imun aktif.
Satu-satunya cara mencegah bayi terkena hepatitis adalah dengan mengetahui terlebih dahulu kondisi sang ibu, maka wajib dilakukan bagi ibu hamil memeriksakan diri tes HBSHG untuk mengetahui apakah postif hepatitis B dan tes lainnya untuk hepatitis jenis lain, hingga penyakit menular lain yang berkemungkinan menularkan ke bayi.
Saat bayi positif hepatitis, ini langkah yang harus dilakukan
Untuk menghindari bayi terkena hepatitis B bisa diketahui sejak dini, dimulai dari ibu hamil yang memeriksakan diri tes darah HBSHG, dengan demikian ibu yang sudah ketahuan memiliki riwayat hepatitis B akan diberikan vaksin dan suntikan HBIG secara gratis oleh pemerintah.
Cara ini sudah terbukti efektif, di tahun 2021 mencapai 98% bayi lahir dari ibu positif hepatitis B terlindungi dari penularan, namun sayangnya yang menjadi tantangan adalah hanya 60% ibu hamil yang mau memeriksakan HBSHG-nya, membuat pemerintah sulit mengetahui ibu mana yang memerlukan suntikan HBIG.
Selanjutnya, pemerintah juga telah menjadikan vaksin hepatitis wajib diberikan untuk seluruh bayi yang baru lahir, dengan demikian dapat menghindari bayi terpapar hepatitis, vaksin ini harus diberikan pada bayi kurang dari 24 jam setelah kelahiran, untuk memberikan antigen ke dalam tubuh dan memberikan waktu untuk tubuh membangun antibodinya sendiri.
Namun, khusus untuk bayi yang lahir dari ibu dengan positif hepatitis B akan diwajibkan juga pemberian suntikan HBIG, sebuah antibodi yang sudah jadi, sehingga selain pemberian vaksin, tubuh sudah memiliki antibodi dari suntikan HBIG.
Pemberian vaksin juga akan dilakukan berkala, setelah bayi lahir, lalu diusia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, hingga 18 bulan, namun di usia 9-12 bulan dokter akan menentukan bayi positif hepatitis atau tidak, jika tidak dan antibodi sudah terbentuk, maka pemberian vaksin pun diberhentikan.
Bayi dengan kondisi lahir positif hepatitis B, selain memiliki angka kesembuhan yang rendah, juga harus diberikan pengobatan dan pengawasan secara ketat untuk menghindari kondisi berat karena virusnya sudah tidak bisa dihilangkan, hanya bisa dicegah, oleh karena itu ada baiknya periksa gejala hepatitis sejak dini untuk mengurangi penularan pada bayi.
Baca Juga: 7 Teknik Akupuntur TCM untuk Mengobati Hepatitis B Tanpa Obat Kimia
Source | : | Podcast IDAI TV,KBR Prime |
Penulis | : | Vanessa Nathania |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar