GridHEALTH.id - Long covid membayang-bayangi para penyintas Covid-19 yang sudah dinyatakan sembuh.
Jika masih bingung, long covid adalah kondisi saat seorang penyintas Covid-19 masih merasakan gejala penyakitnya.
Menurut CDC Amerika Serikat, long Covid-19 paling sering dialami oleh orang yang mengalami sakit parah.
Namun siapa saja sebenarnya bisa mengalami long covid, meski hanya mengalami gejala ringan atau bahkan tidak bergejala sama sekali.
Selama ini yang diketahui long covid menyebabkan seseorang mengalami kelelahan dan kabut otak.
Namun, studi terbaru menunjukkan bahwa long covid pada penyintas Covid-19 lebih dari itu.
Bagi pria, long covid bisa menyebabkan ia mengalami masalah pada kondisi seksual, seperti menurunkan gairah seks dan disfungsi ereksi.
Disfungsi ereksi adalah ketidakmampuan seorang pria untuk mengalami ereksi atau mempertahankannya untuk berhubungan seks.
Penelitian penyintas Covid-19 mengalami long covid berupa disfungsi ereksi, dilakukan oleh peneliti dari University of Birmingham dan sejumlah peneliti dari Inggris.
Baca Juga: CDC Sebut, 1 dari 25 Orang Penyintas Mengalami Long Covid-19, Gejalanya Berbeda Setiap Usia
Studi yang diterbitkan dalam jurnal Nature Medicine ini, mempelajari 486.149 orang yang pernah terinfeksi dan 1,9 juta orang tanpa indikasi pernah terpapar.
"Penelitian ini memvalidasi apa yang pasien katakan kepada dokter dan pembuat kebijakan selama pandemi, bahwa long covid sangat luas dan tidak dapat sepenuhnya dijelaskan oleh faktor lain seperti faktor risiko gaya hidup atau kondisi kesehatan kronis," kata Dr Shamil Haroon dari University of Birmingham, dikutip dari Euronews, Selasa (26/7/2022).
Peneliti membagi long covid ke dalam tiga kategori, di antaranya gejala pernapasan, kesehatan mental dan kognitif, dan gejala yang lebih luas.
Selain sesak napas dan hilang kemampuan penciuman, beberapa peserta studi melaporkan gejala long covid yang lebih luas.
Di antaranya disfungsi ereksi, menurunnya gairah seksual, rambut rontok, dan bersin-bersin.
Bahkan, ada juga yang mengalami amnesia, apraksia atau tidak mampu melakukan gerakan yang sudah familiar, kehilangan kontrol usus, halusinasi, hingga pembengkakan badan.
"Gejala yang kami identifikasi harus membantu dokter dan pengembang pedoman klinis untuk meningkatkan penilaian pasien dengan efek jangka panjang dari Covid-19, dan untuk selanjutnya mempertimbangkan bagaimana beban gejala ini dapat dikelola dengan baik," jelasnya.
Siapa yang berisiko mengalami long covid?
Berdasarkan hasil penelitian, long covid seperti disfungsi ereksi paling berisiko dialami oleh para perokok, memiliki berat badan berlebih (overweight), dan kondisi kesehatan lainnya.
Baca Juga: Vaksin Covid-19 Berbahaya bagi Penyintas Penyakit Jantung? Rekomendasi dari PERKI Berikut Ini
"Analisis data kami tentang faktor risiko sangat menarik karena membantu kami mempertimbangkan apa yang berpotensi menyebabkan long covid," ujar Anuradhaa Subramanian, peneliti di University of Birmingham.
Penelitian ini diharapkan bisa membantu untuk mempersempit fokus pada faktor yang menyebabkan long covid pada sejumlah pasien.
Long covid yang salah satunya menyebabkan disfungsi ereksi, sudah sering dibahas sejak awal pandemi.
Kondisi ini terjadi pada sekitar 40 persen orang yang pernah terinfeksi Covid-19 sebelumnya. (*)
Baca Juga: 5 Efek Buruk Rokok untuk Kehidupan Seksual, Cepat Loyo di Ranjang
Source | : | CDC,Euronews |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar