Peneliti membagi long covid ke dalam tiga kategori, di antaranya gejala pernapasan, kesehatan mental dan kognitif, dan gejala yang lebih luas.
Selain sesak napas dan hilang kemampuan penciuman, beberapa peserta studi melaporkan gejala long covid yang lebih luas.
Di antaranya disfungsi ereksi, menurunnya gairah seksual, rambut rontok, dan bersin-bersin.
Bahkan, ada juga yang mengalami amnesia, apraksia atau tidak mampu melakukan gerakan yang sudah familiar, kehilangan kontrol usus, halusinasi, hingga pembengkakan badan.
"Gejala yang kami identifikasi harus membantu dokter dan pengembang pedoman klinis untuk meningkatkan penilaian pasien dengan efek jangka panjang dari Covid-19, dan untuk selanjutnya mempertimbangkan bagaimana beban gejala ini dapat dikelola dengan baik," jelasnya.
Siapa yang berisiko mengalami long covid?
Berdasarkan hasil penelitian, long covid seperti disfungsi ereksi paling berisiko dialami oleh para perokok, memiliki berat badan berlebih (overweight), dan kondisi kesehatan lainnya.
Baca Juga: Vaksin Covid-19 Berbahaya bagi Penyintas Penyakit Jantung? Rekomendasi dari PERKI Berikut Ini
"Analisis data kami tentang faktor risiko sangat menarik karena membantu kami mempertimbangkan apa yang berpotensi menyebabkan long covid," ujar Anuradhaa Subramanian, peneliti di University of Birmingham.
Penelitian ini diharapkan bisa membantu untuk mempersempit fokus pada faktor yang menyebabkan long covid pada sejumlah pasien.
Long covid yang salah satunya menyebabkan disfungsi ereksi, sudah sering dibahas sejak awal pandemi.
Kondisi ini terjadi pada sekitar 40 persen orang yang pernah terinfeksi Covid-19 sebelumnya. (*)
Baca Juga: 5 Efek Buruk Rokok untuk Kehidupan Seksual, Cepat Loyo di Ranjang
Source | : | CDC,Euronews |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar