Hepatitis B dan hepatitis C pada saat ini menjadi prioritas utama pemerintah, karena angka kasus yang sangat tinggi di Indonesia dibandingkan negara-negara lain di Asia Tenggara.
Selain itu, risiko lebih besar mengenai lebih banyak anak muda generasi penerus terjangkit hepatitis bisa terjadi jika setiap ibu hamil menderita hepatitis B.
Oleh karena itu, langkah pencegahan dimulai dari hepatitis B dan C, khususnya pada ibu hamil yang berisiko besar menularkan kepada bayi.
Dengan dilakukannya tes wajib hepatitis pada ibu hamil, maka pemerintah akan lebih mudah untuk memberikan akses pelayanan kesehatan kepada ibu hamil dan calon anak, sehingga jumlah kasus hepatitis, khususnya hepatitis B dapat terus terpantau, dimulai dari ibu.
Langkah ini didorong penuh oleh Menkes Budi Gunadi dengan mengatakan,"Kita harus wajib melakukan surveilans bagi 4,8 juta ibu hamil kita, apakah yang bersangkutan sudah ada hepatitis atau engga."
Kemudahan akses layanan kesehatan tidak hanya berhenti pada tes pemeriksaan hepatitis pada ibu hamil, tetapi juga pemberian obat tenovofir yang diberikan secara gratis dari pemerintah, selain itu bagi bayi yang telah dinyatakan positif hepatitis juga akan dilakukan pemantauan dan pengobatan secara gratis oleh pemerintah melalui pemberian vaksin dan suntikan HbIg.
Inilah beberapa langkah yang dilakukan pemerintah dalam memudahkan akses pengobatan hepatitis di Indonesia untuk mencapai target zero eliminasi hepatitis tahun 2030, yang disampaikan langsung melalui Kemenkes dalam acara seminar nasional virtual peringatan Hari Hepatitis Sedunia 2022.(*)
Baca Juga: Beda Hepatitis A, B, C, D, E, Hingga Hepatitis Akut Misterius
Source | : | Webinar Kemenkes RI - Perayaan Hari Hepatitis Sedunia |
Penulis | : | Vanessa Nathania |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar