GridHEALTH.id - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) baru-baru ini mengeluarkan peringatan tentang meningkatnya jumlah infeksi parechovirus di AS.
Human parechovirus (HPeVs) adalah patogen yang beredar di musim panas dan gugur, menyebabkan gejala pencernaan atau pernapasan.
Bayi dan anak-anak yang baru lahir memiliki risiko infeksi yang lebih tinggi, tetapi siapa pun dapat tertular virus. Dalam kasus yang parah, HPeVs dapat menyebabkan kejang, meningitis, dan kerusakan pada sistem saraf.
Sekitar 5 hingga 6% infeksi neonatal disebabkan oleh virus, lapor sebuah studi tahun 2015 yang diterbitkan dalam Pediatric Infectious Disease Journal.
Faktanya, para peneliti menemukan bahwa 11 dari 84 sampel darah yang diambil dari bayi prematur terinfeksi HPeVs, dan enam bayi memiliki gejala pernapasan.
Virus ini juga dapat menyebabkan penumpukan cairan di paru-paru, bronkopneumonia, gangguan fungsi ginjal, atau bahkan sepsis, menurut laporan kasus yang dipresentasikan dalam Brazilian Journal of Infectious Diseases. Perlu diingat, anak-anak di bawah usia lima tahun paling rentan terhadap infeksi.
Sejauh ini, para ilmuwan telah mengidentifikasi 16 subtipe dari parechovirus manusia, dengan HPeV 1 dan HPeV 3 yang paling umum.
Beberapa varian dapat menyebabkan ensefalitis, gastroenteritis, kelumpuhan, atau infeksi paru-paru yang parah.
Bayi di bawah tiga bulan lebih mungkin mengalami komplikasi, CDC memperingatkan. Dengan mengingat hal itu, inilah yang harus diketahui orangtua tentang parechovirus dan bagaimana menjaga bayi dan balitanya tetap aman.
Baca Juga: Gejala Parechovirus yang Menyerang Bayi Baru Lahir, Orangtua Wajib Tahu
1. Parechovirus manusia dapat menyebabkan gejala yang tidak spesifik
Parechovirus manusia sering tidak menunjukkan gejala, tetapi beberapa bayi dapat mengalami diare, jantung berdebar, ruam kulit, atau kantuk, kata Children's National.
Infeksi yang lebih parah dapat menyebabkan demam tinggi atau kejang. Gejala-gejala ini biasanya terjadi dalam tiga hingga 10 hari setelah tertular virus dan dapat menyebabkan komplikasi serius, terutama pada bayi.
Parechoviruses bahkan dapat meniru ensefalitis virus atau peradangan otak, menurut sebuah studi tahun 2014 yang diterbitkan dalam Pediatric Infectious Disease Journal.
Source | : | Reuters,USA Today,Infection Control Today |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar