GridHEALTH.id - Endometriosis, sebuah penyakit yang dialami seorang wanita di masa subur seringkali tidak terlalu diperhatikan keberadaannya dan dampak yang diberikan terhadap organ tubuh yang lain termasuk penyakit baru yang mungkin timbul.
Bahkan bagi seorang wanita mungkin belum semuanya mengetahui penyakit endometriosis ini, ditambah penyakit ini tergolong dalam penyakit yang sulit dideteksi sehingga membuat sebagian wanita tidak menyadarinya.
Padahal studi terbaru menemukan adanya risiko terkena stroke bagi wanita yang menderita endometriosis, berikut ini ulasannya dan informasi yang perlu diketahui wanita.
Endometriosis adalah keadaan di mana jaringan lapisan rahim tumbuh di luar rahim dan bahkan pada organ lain, yang seringkali juga menjadi penyebab dari masalah kesuburan.
Sekitar 1 dari 10 wanita mengalami endometriosis ini dan penyakit endometriosis juga dapat menjadi jenis penyakit kronis, artinya bisa semakin parah dan berisiko komplikasi.
Selama ini, endometriosis hanya dilihat sebagai permasalahan dan penyakit terkait reproduksi, namun studi terbaru menunjukkan wanita dengan endometriosis mungkin memiliki risiko lebih tinggi terkena stroke.
Studi ini dilakukan terhadap 112.056 wanita di Amerika Serikat dengan rentang usia 25-42 tahun dan 5.244 diantaranya mengalami endometriosis, hasilnya ada 893 wanita dengan endometriosis mengalami stroke.
Dengan penemuan ini, maka dapat dikatakan wanita dengan endometriosis berisiko lebih tinggi terkena stroke, sebesar 34%.
Hasil penelitian ini menunjukkan pentingnya dicatat, kemungkinan adanya risiko stroke pada wanita dengan endometriosis, meskipun masih tergolong dalam kemungkinan yang rendah.
Baca Juga: Inilah Alasan Tak Boleh Bercinta Saat Haid, Berisiko Terkana IMS hingga Endometriosis
Salah satu faktor yang menyebabkan kemungkinan terjadinya risiko stroke pada wanita dengan endometriosis adalah karena tingginya prevalensi terjadinya histerektomi (pengangkatan rahim) dan beberapa juga ditambah dengan terjadinya ooforektomi (pengangkatan ovarium).
Meskipun ditekankan juga oleh peneliti, bahwa dua faktor ini bukanlah faktor absolut yang menyebabkan endometriosis berkembang menjadi stroke, karena peneliti meyakini masih ada faktor lainnya yang berpengaruh.
Pada penelitian sebelum-sebelumnya, juga ditemukan bahwa endometriosis dikaitkan dengan risiko penyakit jantung koroner, hipertensi, kolesterol tinggi, dan infark miokard.
Dengan temuan terbaru dan penelitian sebelumnya, menjadi penting bagi para dokter dan wanita dengan endometriosis memperhatikan akan adanya risiko terhadap kesehatan wanita lainnya.
Sehingga perlu dilakukan pemeriksaan secara keseluruhan bagi wanita dengan endometriosis, menghindari risiko terjadinya penyakit lain yang mempengaruhinya.
Informasi tambahan mengenai endometriosis adalah beberapa gejala umum yang dirasakan oleh wanita seperti kram yang menyakitkan, nyeri panggul atau punggung bawah berkepanjangan, periode menstruasi yang tidak normal, mual dan muntah, kelelahan, kembung, adanya darah di dalam tinja atau urin, nyeri saat berhubungan, hingga kemandulan.
Sebagai penyakit yang sulit dideteksi karena tidak selalu menimbulkan gejala yang jelas, umumnya penyakit ini baru bisa diketahui dan didiagnosis setelah 8-12 tahun setelah timbulnya gejala.
Dalam perkembangannya, pengobatan terhadap endometriosis telah mengalami kemajuan yang akan membantu penderita lebih nyaman mendapatkan perawatan, serta menghindari kekambuhan.
Inilah beberapa risiko yang mungkin terjadi pada wanita dengan endometriosis, salah satunya stroke, namun demikian tidak perlu khawatir karena risiko ini bukan risiko absolut dan konsultasikan seluruh kemungkinan yang ada bersama dengan dokter.
Baca Juga: Inilah 12 Daftar Penyakit yang Sulit Dideteksi oleh Dokter
Source | : | medical news today,Everyday Health |
Penulis | : | Vanessa Nathania |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar