Melihat jumlah kasus baru terinfeksi HIV tentu dibutuhkan langkah cepat dan tepat untuk mengatasinya, "Kami berharap pedoman baru ini akan membantu mempercepat upaya negara untuk mulai merencanakan dan memberikan CAB-LA bersama dengan pilihan pencegahan HIV lainnya, termasuk PrPP oral dan cincin vagina dapivirine," lanjut Meg Doherty dalam menyampaikan harapan dari WHO.
Menanggapi inovasi-inovasi terbaru dari berbagai penemuan dan penelitian yang digunakan dalam mencari pengobatan dan pencegahan terbaik untuk HIV, Dr. dr. Erlina Burhan, SpP(K), Bidang Kajian Penanggulangan Penyakit Menular PB IDI menyambut baik semua inovasi terkait penemuan terbaru.
"Ilmu pengetahuan itu terus berkembang, saya kira semua ilmuwan, semua negara itu tentu ingin menemukan sesuatu yang baru, yang mempercepat kesembuhan penyakit dan mempermudah sesuatu penyakit menjadi sembuh," kata Dr. dr. Erlina Burhan, SpP(K) saat dihubungi oleh tim GridHEALTH.id beberapa waktu lalu.
Dr. dr. Erlina Burhan, SpP(K) juga menambahkan, "Apapun upaya itu, kami dari komunitas dokter sangat mendukung, asalkan (upaya itu) memang terbukti baik."
Menurutnya, sesuatu yang baik bahkan bisa ditiru oleh peneliti-peneliti lainnya untuk sama-sama mengembangkan hingga menemukan sesuatu yang baru, termasuk peneliti di Indonesia.
"Saya kira kalau sesuatu yang baik, kita bisa tiru, bahkan Indonesia pun saya kira bisa melakukan riset-riset yang sama untuk mencari cara atau strategi atau membuat sesuatu inovasi untuk perbaikan suatu penyakit atau proses penyembuhan suatu penyakit," tambah Dr. dr. Erlina Burhan, SpP(K).
WHO sendiri dalam pedomannya yang terbaru mengenai CAB-LA untuk mencegah HIV, mengakui telah didasarkan pada pendekatan kesehatan masyarakat yang mempertimbangkan efektivitas, penerimaan, kelayakan, dan kebutuhan sumber daya di berbagai rangkaian.
Baca Juga: Buah Merah Dari Papua Memperkuat Sistem Imunitas Penyandang HIV/AIDS
Source | : | WHO,Wawancara dr. Erlina Burhan |
Penulis | : | Vanessa Nathania |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar