* Halusinasi.
Tapi ingat, gejalanya bisa berbeda. Contoh, seseorang yang keracunan obat opioid akan mengalami gejala dan tanda klinis seperti pupil mata mengecil, napas melambat, lemas, mual, muntah, perubahan detak jantung, dan menjadi kurang waspada.
Sedangkan keracunan paracetamol, menimbulkan gejala mengantuk, kejang, sakit perut, mual, muntah, kerusakan hati, hingga koma.
Kelebihan dosis paracetamol sangat berbahaya, dan biasanya baru muncul tiga hari setelah obat dikonsumsi.
Pertolongan Pertama Keracunan Obat
Jika seseorang mengalami keracunan obat, segeralah hubungi ambulans atau bawa ke rumah sakit terdekat, agar dapat diberikan penanganan secepatnya.
Sambil menunggu bantuan medis datang, hal-hal yang dapat dilakukan penolong adalah, seperti dilansir dari rsud.bulelengkab.go.id (6/08/2020), adalah:
* Cek denyut nadi, pola napas, dan saluran pernapasannya. Lakukan resusitasi jantung paru atau RJP, yaitu pemberian napas buatan dan penekanan pada dada, bila penderita tidak merespon ketika dipanggil, tidak bernapas, tidak terdengar detak jantung, serta tidak teraba denyut nadi.
* Jangan biarkan atau menyuruh penderita muntah, kecuali petugas medis menyarankan demikian.
Baca Juga: Lima Anak di Amerika Serikat Terpapar Cacar Monyet, Bagaimana Cara Mencegahnya?
* Jika muntah dengan sendirinya, segera bungkus tangan dengan kain, lalu bersihkan jalan napas (tenggorokan dan mulut) orang tersebut dari muntahan.
* Sebelum paramedis datang, baringkan tubuh penderita menghadap ke kiri, dan buatlah penderita berada pada posisi yang cukup nyaman.
* Jangan memberikan penderita makanan atau minuman apapun yang dianggap mampu menetralisir racun, seperti cuka, susu, atau jus lemon.
* Jika penderita tidak sadarkan diri, jangan memberikan atau memasukkan apa pun ke dalam mulutnya.
Setelah bantuan medis datang, jelaskan kepada dokter atau petugas medis, mengenai obat yang diminum dan gejala yang timbul setelah penderita mengalami keracunan.
Penanganan keracunan obat perlu dilakukan oleh dokter di rumah sakit. Penderita keracunan obat sering kali membutuhkan rawat inap, agar kondisinya dapat terus dipantau.(*)
Source | : | RS Annisa-obat,Rsud.bulelengkab-obat |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar