GridHEALTH.id - Diabetes masih menjadi masalah kesehatan yang cukup banyak dialami oleh orang-orang di seluruh dunia.
Penyakit diabetes terjadi saat glukosa atau gula darah seseorang, melebihi batas normal. Kadar gula darah yang terlalu tinggi, lama-kelamaan menyebabkan masalah kesehatan.
Melansir laman PAHO, setidaknya ada 422 juta orang yang mengalami diabetes di seluruh dunia, kebanyakan berasal dari negara berpenghasilan menengah dan rendah.
Penyebab seseorang terkena diabetes beragam, bisa diturunkan oleh anggota keluarga atau pengaruh gaya hidup yang tidak sehat.
Terdapat dua jenis diabetes, yakni diabetes tipe 1 dan tipe 2. Ini merupakan penyakit kronis yang artinya dapat bertahan seumur hidup.
Sebuah penelitian terbaru, belum lama ini menemukan bakteri sehat yang dipercaya dapat menjadi obat untuk diabetes.
Bakteri yang dimaksud adalah E.coli, yang diambil dari sampel kotoran manusia.
Berdasarkan hasil eksperimen, ditemukan kalau organisme mikroskopis yang ditransplantasikan ke tikus bisa menghentikan perkembangan diabetes.
Selain diabetes, bakteri baik ini juga mempunyai potensi untuk mengobati masalah kesehatan usus, seperti obesitas hingga sindrom iritasi usus (IBS).
Baca Juga: Perbedaan Diabetes Jenis Baru dengan Tipe 1 dan 2, Pernyebabnya Malnutrisi
Profesor Amir Zarrinpar dari University of California, San Diego dan selaku penulis senior, mengatakan bahwa ini merupakan sebuah keberuntungan.
"Mikrobioma usus sangat dinamis dan terus berubah, membuat segalanya lebih sulit bagi bakteri non-asli," katanya dikutip dari Newsweek, Selasa (9/8/2022).
Para ilmuwan sudah sejak lama mencoba memasukkan bakteri rekayasa genetika ke dalam usus untuk mengobati diabetes.
Sebelumnya, penelitan difokuskan pada rekayasa strain laboratorium umum E.coli dan tidak dapat bersaing dengan bakteri usus yang asli, sehingga tak mampu beradaptasi dengan inangnya.
"Ini adalah tantangan bagi bakteri yang belum pernah hidup di dalam mamalia sebelumnya untuk masuk ke usus, dengan semua kondisi yang tidak bersahabat dan diarahakan untuk mencegah penyerbu bakteri menguasainya," jelasnya.
Sample bakteri E.coli ini, dikumpulkan oleh para peneliti dari mikroba usus manusia dan tikus, dengan menambahkan protein hidrolase garam empedu (BSH).
Berkat campuran protein tersebut, pertahanan hidup rekayasa bakteri E.coli lebih baik di usus, sehingga bisa mengobati penyakit.
Studi yang dipublikasikan di jurnal Cell, pada Kamis (4/8/2022) pekan lalu, juga menunjukkan bakteri mampu secara positif memengaruhi perkembangan diabetes pada tikus laboratorium.
Terjadi peningkatan yang signifikan dibandingkan perawatan serupa, yang menggunakan strain bakteri rekayasa laboratorium non-asli, di mana butuh lebih dari satu perawatan.
Bakteri tersebut juga tidak tinggal di usus selama atau sekonsiten, metode E.coli asli yang diidentifikasi oleh Amir Zarrinpar dan timnya.
Baca Juga: Mengantuk Setelah Makan Tidak Selalu Diabetes, Ini Penjelasannya
Selain berhasil memengaruhi diabetes pada tikus, mereka juga telah berhasil membuat modifikasi serupa dengan E.coli yang diekstrasi dari usus manusia.
Akan tetapi, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut, karena rekayasa bakteri asli merupakan serangkaian tantangan lain. (*)
Baca Juga: Deteksi 7 Masalah Kesehatan dari Bokong, Diabetes dan Wasir Bisa Terdeteksi
Source | : | Newsweek,PAHO |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar