Para ilmuwan sudah sejak lama mencoba memasukkan bakteri rekayasa genetika ke dalam usus untuk mengobati diabetes.
Sebelumnya, penelitan difokuskan pada rekayasa strain laboratorium umum E.coli dan tidak dapat bersaing dengan bakteri usus yang asli, sehingga tak mampu beradaptasi dengan inangnya.
"Ini adalah tantangan bagi bakteri yang belum pernah hidup di dalam mamalia sebelumnya untuk masuk ke usus, dengan semua kondisi yang tidak bersahabat dan diarahakan untuk mencegah penyerbu bakteri menguasainya," jelasnya.
Sample bakteri E.coli ini, dikumpulkan oleh para peneliti dari mikroba usus manusia dan tikus, dengan menambahkan protein hidrolase garam empedu (BSH).
Berkat campuran protein tersebut, pertahanan hidup rekayasa bakteri E.coli lebih baik di usus, sehingga bisa mengobati penyakit.
Studi yang dipublikasikan di jurnal Cell, pada Kamis (4/8/2022) pekan lalu, juga menunjukkan bakteri mampu secara positif memengaruhi perkembangan diabetes pada tikus laboratorium.
Terjadi peningkatan yang signifikan dibandingkan perawatan serupa, yang menggunakan strain bakteri rekayasa laboratorium non-asli, di mana butuh lebih dari satu perawatan.
Bakteri tersebut juga tidak tinggal di usus selama atau sekonsiten, metode E.coli asli yang diidentifikasi oleh Amir Zarrinpar dan timnya.
Baca Juga: Mengantuk Setelah Makan Tidak Selalu Diabetes, Ini Penjelasannya
Selain berhasil memengaruhi diabetes pada tikus, mereka juga telah berhasil membuat modifikasi serupa dengan E.coli yang diekstrasi dari usus manusia.
Akan tetapi, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut, karena rekayasa bakteri asli merupakan serangkaian tantangan lain. (*)
Baca Juga: Deteksi 7 Masalah Kesehatan dari Bokong, Diabetes dan Wasir Bisa Terdeteksi
Source | : | Newsweek,PAHO |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar