GridHEALTH.id - Kabar yang kurang mengenakkan kembali datang dari China. Masyarakat saat ini masih berjuang melawan Covid-19 dan sekaligus berusaha melindungi diri dari infeksi cacar monyet.
Namun di tengah itu semua, terdapat sebuah virus baru yang terdeteksi di China, yang bisa ditularkan dari hewan ke manusia atau penyakit zoonosis.
Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) Taiwan, pada Minggu (7/8/2022), mengatakan bahwa mereka sedang melakukan pemantauan.
Disebutkan bahwa Langya hepavirus (LayV), pertama kali terdeteksi pada akhir 2018. Namun, ini merupakan kali pertama terjadi penularan ke manusia.
Mengutip Newsweek, Rabu (10/8/2022), sejauh ini sudah ada 35 orang di China yang dinyatakan positif virus Langya.
Seluruh kasus infeksi virus Langya ini, terjadi di provinsi Shandong dan Henan, perbatasan dan terletak di timur laut China.
CDC Taiwan berjanji akan mulai mengembangkan prosedur pelacakan virus Langya dan mengurutkan genomnya. Diperkirakan akan siap dalam waktu satu minggu.
Saat ini, 35 pasien yang terdeteksi terinfeksi virus Langya dalam kondisi yang baik dan tidak menunjukkan risiko yang serius.
Baca Juga: Menkes Sebut Vaksinasi Booster Dapat Mencegah Lansia dari Kematian, Cakupan di Jawa Masih Rendah
Virus ini pertama kali terdeteksi pada manusia, saat seorang pasien mengeluhkan dirinya mengalami demam.
Adapun gejala virus Langya yang dilaporkan adalah demam, kelelahan, nyeri otot, kehilangan nafsu makan, batuk, mual, muntah, dan sakit kepala.
Melansir Mirror, Rabu (10/08/20222), berdasarkan data para pasien, terdapat riwayat melakukan kontak dengan hewan sebelum terinfeksi.
Penularan virus Langya sesama manusia
Muncul dugaan telah terjadi penularan antar manusia, karena jumlah pasien virus Langya yang cukup banyak.
"Tidak ada kontak dekat atau riwayat paparan umum di antara pasien, yang menunjukkan bahwa infeksi pada populasi manusia mungkin sporadis," bunyi laporan dari CDC Taiwan.
Setelah dilakukan pelacakan kontak pada anggota keluarga dari sembilan pasien yang terinfeksi, tidak ditemukan transmisi virus Langya.
"Tapi ukuran sampel kami terlalu kecil untuk menentukan status penularan dari manusia ke manusia untuk virus Langya," jelasnya.
Para ilmuwan mempelajari 25 hewan dan menemukan bahwa yang paling mungkin menjadi pembawa virus Langya adalah shrews, mamalia berkuran kecil mirip tikus.
Baca Juga: 4 Jenis Penyakit yang Dibawa Tikus, Bisa Menular Lewat Urin dan Gigitan
Seberapa berbahaya virus Langya?
Virus Langya masuk ke dalam bagian dari kelompok hepavirus, digolongkan sebagai virus tingkat keamanan hayati 4 menurut WHO.
Kelompok virus ini, memiliki tingkat kematian mulai dari 40 hingga 75 persen pada pasien yang terinfeksi.
Sampai saat ini, belum ada vaksin yang dikhususkan untuk menangkal hepavirus. Satu-satunya pengobatan yang bisa dilakukan adalah perawatan suportif, yang bertujuan untuk mengurangi gejala yang dirasakan pasien. (*)
Baca Juga: Hantavirus Pulmonary Syndrome, Gangguan Pernapasan Akibat Virus dari Hewan Pengerat
Source | : | Newsweek,Mirror.co.uk |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar