GridHEALTH.id - Vape dipilih banyak orang sebagai alternatif rokok dari tembakau atau saat berusaha untuk mengurangi kebiasaan merokok.
Di Indonesia, tren penggunaan rokok elektrik atau vape mengalami kenaikan. Mengutip laman Sehat Negeriku (1/6/2022), prevalensi pengguna vape naik dari 0,3% pada 2011 menjadi 3% pada 2021.
Sering dianggap lebih baik daripada rokok tembakau, ternyata penggunaan vape berisiko menyebabkan masalah kesehatan seksual pada pria.
Sebuah penelitian di American Journal of Preventive Medicine (AJPM), menemukan kalau pria yang menggunakan vape dua kali lebih mungkin mengalami disfungsi ereksi.
Risiko tersebut bisa terjadi pada pria yang berusia di antara 20 hingga 65 tahun dan memiliki kondisi kesehatan yang baik.
"Analisis kami memperhitungkan riwayat perokok para peserta, termasuk mereka yang tidak pernah merokok sejak awal," kata penulis studi Dr. Omar El Shahawy, dikutip dari Daily Star, Rabu (10/8/2022).
Asisten profesor di Fakultas Kedokteran Universitas Grossman, New York, menambahkan, "Ada kemungkinan bahwa vaping rokok elektrik setiap hari dapat dikaitkan dengan kemungkinan disfungsi ereksi yang lebih tinggi terlepas dari riwayat merokok seseorang."
Penelitian ini, dilakukan terhadap lebih dari 13.500 pria, yang terdiri dari pengguna vape setiap hari dan tidak pernah menggunakannya sama sekali.
Kandungan nikotin yang ada di dalam liquid vape, disebut menjadi pemicu utama tingginya risiko disfungsi ereksi pada pria.
Baca Juga: Efek Samping Long Covid pada Pria, Gairah Seksual Menurun Hingga Disfungsi Ereksi
Efek nikotin pada kesehatan seksual pria
Melansir laman University Hospital, Rabu (10/8/2022), kandungan nikotin yang terdapat di liquid vape, meski hanya sedikit dapat menimbulkan masalah kesehatan seksual pada pria.
Source | : | Daily Star,Sehat Negeriku,University Hospital |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar