GridHEALTH.id - Penggunaan rokok elektrik atau vape memang tengah populer di kalangan masyarakat Indonesia belakangan ini.
Bahkan saat ini tidak hanya pria saja yang memiliki kebiasaan vaping, banyak wanita di tanah air yang melakukannya juga.
Fenomena ini pun menarik perhatian Dosen Prodi Teknologi Laboratorium Medis (TLM) Program Sarjana Terapan Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya.
Menurut Vella, vape memang dipromosikan sebagai produk rokok yang lebih ramah kesehatan di awal kemunculannya.
Klaim ini kemudian membuat banyak pengguna rokok tembakau beralih menggunakan vape atau rokok elektrik karena dianggap lebih sehat.
Tren vaping atau penggunaan rokok elektrik ini kemudian mempengaruhi peningkatan jumlah perokok di Indonesia.
Pada tahun 2022, menurut Asosiasi Personal Vaprizer Indonesia (APVI), pengguna vape di Indonesia mencapai 2,2 juta orang.
Bahaya penggunaan vape untuk kesehatan wanita
Vella yang juga merupakan Anggota Muhammadiyah Tobacco Control Center MTCC UM Surabaya menjelaskan vape memiliki beberapa komponen yaitu propylene, glycol, perasa, air dan nikotin.
Baca Juga: Luar Biasa, Ditemukan Hampir 2000 Bahan Kimia Pada Vape dan Pod!
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan jika vape memiliki beberapa kandungan zat yang berpotensi menjadi racun dan bersifat karsinogen.
Bahkan liquid atau cairan perasa vape bisa disalah gunakan dengan memasukkan nikotin dengan dosis lebih tinggi atau memasukkan bahan lain seperti heroin dan kanibusoil yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan penggunanya.
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar