GridHEALTH.id - Baju bekas yang diimpor sebenarnya sudah lama masuk ke Indonesia. Namun kini thrifting atau membeli barang bekas tengah digandrungi oleh banyak kalangan, terutama anak muda.
Penjualannya biasanya marak menjelang hari raya Lebaran, tetapi kini karena tren fesyen yang meningkat, penjualan baju bekas impor semakin diminati.
Alasannya, banyak model baju dari luar negeri yang tidak di dapat di toko pakaian, tetapi dapat dijangkau dengan harga murah.
Tetapi baju bekas impor ini sebenarnya lebih banyak mudaratnya daripada manfaatnya. Selain merugikan industri fesyen dan tekstil dalam negeri, juga dapat menimbulkan gangguan kesehatan bagi para pemakainya, terutama untuk kulit.
Untuk itu, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan melakukan pemusnahan secara simbolis 750 bal pakaian bekas yang diduga asal impor senilai Rp8,5 miliar di salah satu gudang sewaan di Karawang, Jawa Barat.
"Pemusnahan 750 bal pakaian bekas yang diduga asal impor dengan nilai mencapai Rp8,5 miliar ini merupakan tindak lanjut pengawasan terhadap perdagangan dan impor pakaian bekas yang kami lakukan secara berkelanjutan.
Ini juga sebagai bentuk respons kami atas semakin maraknya perdagangan pakaian bekas yang diduga asal impor melalui transaksi daring maupun luring,”kata Mendag Zulkifli Hasan di Karawang, Jumat (12/08/2022).
Mendag Zulkifli Hasan menekankan, pemusnahan ini merupakan salah satu bentuk komitmen Kementerian Perdagangan dalam proses pengawasan dan penegakan hukum terkait dengan pelanggaran di bidang perdagangan dan perlindungan konsumen.
Pakaian bekas merupakan barang yang dilarang impornya berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 18 Tahun 2021 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 40 Tahun 2022 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 18 Tahun 2021 Tentang Barang Dilarang Ekspor dan Barang Dilarang Impor.
Sementara itu, Direktur Jenderal PKTN Kemendag Veri Anggrijono menyampaikan impor pakaian bekas ilegal kerap masuk melalui pelabuhan pelabuhan kecil atau biasa disebut pelabuhan tikus di Indonesia.
"Biasanya masuk lewat pelabuhan tikus dari berbagai negara. Untuk itu kami terus melakukan koordinasi dengan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dalam melakukan pengawasan," ungkap Veri.
Selain itu, aturan tersebut menyebut bahwa impor pakaian bekas dilarang untuk melindungi kepentingan konsumen.
Baca Juga: Home Remedies, Pengobatan Alami Atasi Kurap dengan 5 Bahan Alami Ini
Baca Juga: Setelah AS, Kini Kanada Izinkan Vaksin Moderna Untuk Usia 5 Tahun Kebawah
Anggrijono juga mengatakan bahwa bakteri dan jamur yang ada di baju bekas impor tidak dapat hilang meskipun sudah dicuci berkali-kali.
Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan di Balai Pengujian Mutu Barang, sampel pakaian bekas yang telah diamankan tersebut terbukti mengandung jamur kapang.
Cemaran jamur kapang berpotensi menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan, seperti gatal-gatal dan reaksi alergi pada kulit, efek beracun iritasi, dan infeksi karena pakaian tersebut melekat langsung pada tubuh.
"Kita mengedukasi masyarakat dan konsumen bahwa hasil pengecekan lab terhadap pakaian bekas mengandung jamur dan bakteri. Sudah kita cuci berkali-kali pun, ini orang lab yang bilang, ini sudah dicuci 3-4 kali, masih ditemukan jamur dan bakteri? Masih," tuturnya.
Oleh sebab itu, pihaknya memastikan akan terus mengawasi pergudangan dan menindak barang-barang ilegal termasuk impor pakaian bekas.
"Tetapi juga akan mengedukasi masyarakat agar tidak menggunakan barang-barang bekas yang dari antah berantah luar negeri," terangnya.
Baca Juga: Asam Urat Tinggi Munculkan Gangguan Penyakit, Nyeri Sendi Hingga Diabetes
Infeksi jamur kulit biasanya terjadi di area kulit yang lembap, seperti pada lipatan kulit, misalnya ketiak, sela-sela jari, atau area intim dan lipat paha.
Jamur merupakan organisme yang bisa hidup di air, tanah, udara, atau bahkan di tubuh manusia. Sebagian jamur tidak berbahaya bagi manusia, tetapi sebagian lainnya dapat berkembang biak lebih cepat di tubuh manusia dan menyebabkan infeksi.
Meski bukan kondisi yang serius, seseorang yang mengalami gejala infeksi jamur kulit perlu memeriksakan dirinya ke dokter. Karena ada jenis penyakit jamur yang menular seperti panu dan kurap. Hal tersebut untuk mencegah penyebaran jamur ke bagian tubuh lain dan orang lain. (*)
Source | : | Kompas.com,Antara,Step to Health |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar