GridHEALTH.id - Kesadaran masyarakat dalam menjaga kesehatan meningkat selama pandemi Covid-19.
Kesehatan yang optimal, berkaitan erat dengan daya tahan tubuh yang optimal untuk menghindari penularan penyebab penyakit.
Salah satu cara untuk memperkuat imun adalah dengan rutin berolahraga, baik yang dilakukan berkelompok atau secara mandiri dengan mengikuti instruksi dari kanal YouTube.
Ketika berolahraga, seseorang berisiko mengalami cedera. Apalagi jika sebelumnya tidak pernah melakukan latihan apapun. Cedera olahraga adalah kerusakan pada jaringan tubuh.
Dokter spesialis kedokteran olahraga RS Pondok Indah – Bintaro Jaya, dr Grace Joselini Corlesa, Sp.KO, MMRS, menyebutkan penyebab lain terjadinya cedera saat olahraga.
Menurutnya, selain karena tidak terbiasa, cedera juga bisa terjadi akibat pemanasan yang kurang baik hingga pengaruh dari jenis latihan fisik yang dilakukan.
“Waktu olahraga tidak melakukan pemanasan yang baik, tidak bertahap. Datang langsung main saja, cepat-cepat lari, kontraksi otot. Itu juga kadang menimbulkan cedera olahraga,” kata dokter Grace dalam pembukaan layanan Sport Medicine, Injury, and Recovery Center (SMIRC) RS Pondok Indah – Bintaro Jaya, Selasa (16/8/2022).
“Kemudian faktor eksternalnya (cedera olahraga), jenis olahraga contact yang melakukan banyak kontak fisik seperti sepak bola, basket, dan boxing. Itu juga jadi salah satu risikonya,” tambahnya.
Dokter yang juga menjadi tim dokter kontigen Indonesia pada Thomas dan Uber Cup 2022 ini, menjelaskan cedera olahraga dibagi dalam dua kategori, yakni cedera akut dan overuse.
Adapun gejala umum cedera akut seperti bengkak dan memar, yang bisa terjadi ketika terkilir. Sedangkan overuse disebabkan oleh gerakan berulang, yang ditandai dengan ngilu dan tidak nyaman.
Jenis cedera olahraga yang sering terjadi
Baca Juga: Rekomendasi Olahraga bagi Lansia Cegah Patah Tulang dan Penyakit Jantung
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar