GridHEALTH.id - Aflatoksin dalam makanan adalah mikotoksin tertentu yang diproduksi oleh jamur yang dapat menimbulkan risiko kesehatan yang mengkhawatirkan.
Mereka genotoksik dan karsinogenik, jadi konsumsinya harus dihindari dalam situasi apa pun. Namun, mereka dapat ditemukan dalam makanan tertentu yang biasa dikonsumsi, seperti kacang tanah, kacang-kacangan, jagung, nasi atau minyak sayur.
Sebelum memulai, penting untuk menekankan bahwa kebersihan makanan sangat penting ketika tujuan kita adalah untuk tetap sehat dalam jangka panjang.
Ada racun tertentu yang dapat membahayakan efisiensi tubuh di tingkat internal. Juga, mereka dapat menyebabkan perubahan serius dalam perkembangan janin dalam kasus wanita hamil.
Hal pertama yang harus dipahami adalah bahwa ada berbagai jenis aflatoksin, tergantung pada asalnya.
Sekitar 20 jenis telah diidentifikasi hingga saat ini. Di antara semuanya, yang paling berbahaya adalah B1, karena sangat beracun dan meningkatkan risiko terkena kanker.
Hal ini dibuktikan dengan penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Toxins. Ini adalah elemen yang bahkan dapat ditularkan ke bayi melalui ASI, jadi perawatan khusus harus dilakukan selama kehamilan dan menyusui.
Aflatoksin dapat hadir dalam makanan dan menyebabkan kerusakan serius pada tubuh. Selain itu, aflatoksin lain juga mampu menyebabkan kerusakan serius pada tubuh, terutama pada hati.
Di antara yang paling umum adalah aflatoksin B2, G1 dan G2 atoxin. Namun, kita berbicara tentang elemen yang sangat kecil, bahkan lebih kecil dari racun yang dihasilkan oleh bakteri. Hal ini membuat mereka sulit untuk dideteksi dalam analisis makanan konvensional.
Sangat penting untuk mengetahui makanan mana yang memiliki kandungan aflatoksin tertinggi di dalamnya, karena ini dapat membantu kita menghindarinya pada pembuatan MPASI.
Risiko meningkat ketika mereka terkontaminasi dengan jamur. Dari semua produk ini, kacang adalah yang paling sering terinfeksi. Untuk itu tidak disarankan penggunaan kacang-kacangan untuk MPASI bayi.
Namun, aflatoksin juga ada dalam produk yang belum diawetkan dengan baik. Praktik kebersihan makanan yang buruk meningkatkan risiko.
Baca Juga: MPASI Terbaik Bagi Bayi 6 Bulan, Ini Pedoman Untuk Menyiapkan
Baca Juga: Ingusan Pada Anak Sering Tanpa Demam Tapi Bikin Rewel, Ini Cara Mengatasinya
Source | : | Step To Health |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar