GridHEALTH.id - Dalam waktu dua bulan, dua anak di di Amerika Serikat (AS) dilaporkan meninggal setelah berenang di Sungai Elkhorn, Nebraska dan Danau Three Fires, Iowa. Mereka diyakini tewas olah amuba pemakan otak yang ada di sungai.
Berita kematian ini turut menghebohkan dunia kesehatan Amerika Serikat oleh karena amuba ini sering dijumpai di bagian selatan AS, seperti di Texas dan Florida, dan bukan di bagian utara, seperti Iowa dan Nebraska, dikutip dari Associated Press (AP), Minggu (21/08/2022).
Amuba adalah organisme bersel tunggal. Yang disebut amuba pemakan otak adalah spesies yang ditemukan pada tahun 1965.
Nama latinnya adalah Naegleria fowleri. Biasanya bersembunyi di badan air tawar yang hangat atau air yang terkontaminasi dan tidak diobati.
Ketika menemukan jalannya di dalam tubuh manusia, itu menyebabkan infeksi dan peradangan yang langka namun mematikan di otak dan akhirnya menghancurkan jaringan otak dengan "memakannya".
Dokter menyebut penyakit ini sebagai meningoensefalitis amuba primer (PAM/primary amebic meningoencephalitis). Kita hanya bisa mendapatkannya ketika air yang terkontaminasi dengan amuba pemakan otak mengalir ke hidung.
Amuba yang bernama naegleria fowleri tersebut adalah amuba pemakan otak yang dapat ditemukan di danau atau sungai air tawar yang berkisar antara 30 derajat Celsius.
Manusia dapat terinfeksi ketika air yang mengandung amuba tersebut masuk ke dalam tubuh melalui hidung saat berenang di danau atau sungai. Namun, tidak menutup kemungkinan manusia dari terinfeksi dari air keran yang telah tercemar amuba tersebut.
Ketika manusia terinfeksi, amuba tersebut akan secara ganas memakan otak sehingga menimbulkan kaku di bagian leher, kehilangan keseimbangan, halusinasi, kejang hingga kematian. Orang yang terinfeksi naegleria fowleri memiliki harapan hidup yang sangat tipis.
Dari 154 kasus yang dilaporkan di AS sejak 1962 hingga 2021, hanya empat orang yang selamat dari infeksi amuba tersebut. Hingga hari ini, peneliti masih menyelidiki apa yang membuat amuba naegleria fowleri bermigrasi ke arah utara.
Menurut Jacob Lorenzo-Morales, peneliti dari Universidad de La Laguna, ada dua faktor infeksi naegleria fowleri yakni diagnosis penyakit yang lebih baik dan meningkatnya suhu di lingkungan air sehingga menjadi tempat sempurna bagi amuba untuk berkembang.
Sutherland Maciver, peneliti di Fakultas Kedokteran Edinburgh menyatakan tidak semua infeksi dilaporkan dan 430 kasus yang pernah dilaporkan di seluruh dunia kurang dari jumlah kasus yang sebenarnya.
Source | : | USA Today,Associated Press,WebMD,Live Science |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar