GridHEALTH.id - Penyakit infeksi bakteri yang dapat menyerang tubuh manusia sejauh ini dapat diatasi dengan antibiotik.
Penggunaan antibiotik yang baik dan benar akan sangat menentukan keberhasilannya dalam melawan bakteri yang menyebabkan infeksi.
Seringkali penggunaan antibiotik tidak diterapkan dengan benar dan hasilnya penyakit infeksi sulit disembuhkan, inilah yang masih menjadi masalah.
Permasalahan semacam ini masih banyak dijumpai di masyarakat bahkan karena ketidaktahuan masyarakat terkait penggunaan antibiotik yang baik dan benar serta risiko dari penggunaan antibiotik yang salah.
Antibiotik pertama kali ditemukan oleh Paul Ehlrich pada tahun 1910 dan berkembang pesat penggunaannya hingga ke seluruh dunia.
Cara kerja dari antibiotik adalah dengan menekan atau menghentikan proses biokimia di dalam organisme bakteri yang menyebabkan penyakit infeksi.
Jenis-jenis Antibiotik
Dapat dikatakan antibiotik menjadi salah satu obat andalan dalam penanganan kasus penyakit infeksi bakteri.
Ada beberapa jenis antibiotik yang diberikan kepada pasien, baik dalam bentuk tablet, kapsul, sirup, maupun topikal dan suntikan.
Untuk antibiotik jenis topikal, biasanya berupa salep, lotion, semprotan, dan tetes.
Sedangkan untuk jenis antibiotik yang berupa suntikan, bisa diberikan secara langsung atau melalui infus.
Penyakit Infeksi yang Diobati dengan Antibiotik
Penggunaan antibiotik memang dikhususkan untuk melawan penyakit infeksi akibat dari bakteri.
Maka jangan sekali-kali menggunakan antibiotik untuk melawan penyakit virus, inilah pentingnya mengetahui sumber dari penyakit yang dialami agar tidak salah penanganan.
Beberapa jenis penyakit infeksi bakteri yang diobati dengan antibiotik adalah pneumonia, impetigo, klamidia, selulit, jenis infeksi pada ginjal, dan lainnya.
Resistensi Antibiotik
Ternyata penggunaan antibiotik ini menjadi masalah bagi beberapa negara, permasalahan ini muncul dari ditemukannya banyak penggunaan antibiotik yang tidak diperlukan (unnescecery prescribing).
Data dari Kemenkes juga pernah menyebutkan sekitar 92 persen masyarakat Indonesia tidak menggunakan antibiotik dengan tepat.
Penggunaan yang tidak tepat dari antibiotik disebutkan dapat menimbulkan masalah yang lebih luas, mulai dari kesehatan hingga mencakup ekonomi.
Dari penggunaan yang tidak tepat menghasilkan masalah yang disebut sebagai resistensi antibiotik.
Resistensi antibiotik adalah kondisi di mana bakteri dan kuman yang menyebabkan penyakit infeksi sudah kebal dengan dosis dari antibiotik, sehingga akan menyulitkan proses pengobatan.
Sedangkan saat antibiotik lini pertama sudah tidak mempan, maka dibutuhkan antibiotik lini kedua dan ketiga, yang tentunya lebih mahal dan sulit dijangkau, ditambah tetap ada risiko tidak mempan meski sudah menggunakan antibiotik lini kedua dan ketiga.
Ditambah dengan semakin berkembang dan bertambahnya jenis-jenis bakteri yang menyebabkan penyakit infeksi semakin banyak, serta kemampuan adaptasi yang baik dari bakteri itu sendiri.
Aturan Pakai Antibiotik yang Benar
Penting untuk menggunakan antibiotik atas resep dokter dan jangan mencoba untuk membeli obat dengan kandungan antibiotik secara bebas.
Berikut ini beberapa aturan pakai dari antibiotik yang benar, yaitu:
- Tanyakan pada dokter seberapa diperlukannya obat antibiotik untuk penyakit yang dihadapi, saat dokter meresepkan
- Patuhi jadwal yang diresepkan, tidak boleh terlalu cepat atau terlambat
- Jangan konsumsi antibiotik yang sudah lama dan jangan terlalu sering menggunakan antibiotik, agar menghindari kekebalan dari bakteri
- Hanya minum antibiotik untuk penyakit infeksi bakteri, bukan infeksi virus
- Jangan meminum antibiotik secara bebas dan tidak perlu menyimpan antibiotik di rumah, menghindari penggunaan bebas
- Letakkan antibiotik di tempat sejuk untuk cegah kerusakan obat
- Hanya diperbolehkan minum air putih saat mengkonsumsi antibiotik
Baca Juga: Batuk 100 Hari Susah Sembuh dan Sangat Menular Risiko Kematian pada Bayi, Ini Penyebabnya!
Source | : | NHS,rsgm.maranatha.edu |
Penulis | : | Vanessa Nathania |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar