Mengenai hal tersebut, dosen Teknik Kimia Universitas Muslim Indonesia Makassar, Dr. Setyawati Yani, mengatakan memang ada risiko berpindahnya senyawa BPA pada produk pangan yang ada di dalam kemasan.
Tapi tahukah, menurut Setyawati, sebenarnya jumlah BPA yang larut dalam produk pangan dari plastik polikarbonat hanya sedikit, sekitar 0,3 gram per liter.
Sehingga tidak akan langsung menimbulkan masalah kesehatan, ketika produk pangan yang dikemas dalam plastik polikarbinat dikonsumsumi konsumen.
BPA sebanyak itu, 0,3 gram per liter yang bisa larut dalam produk pangan, itu pun jika mendapat perlakukan yang tidak semistinya.
Contoh, Penggunaan kemasan plastik yang mengandung BPA dengan suhu yang sangat tinggi.
Baca Juga: Pelebelan BPA, Faktanya Potensi Membahayakan Kesehatan Kecil
Itu tentu meningkatkan risiko terjadinya perpindahan senyawa kimia tersebut ke produk pangan.
“Karena gini, prinsipnya di dalam kimia itu, semakin tinggi suhu, maka kelarutannya akan semakin besar. Tapi kalau misalnya (suhunya) rendah, agak tidak terlalu besar pengaruhnya. Karena di atas 25 derajat Celsius, itu baru kita melihat adanya kelarutan,” papar Setyawati kepada GridHEALTH.id, Sabtu (27/8/2022).
Berapa lama BPA bertahan di tubuh manusia?
Andai BPA yang larur tersebut dikonsumsi manusia, apakah yang akan dirasakan dan terjadi?
Melansir factsaboutbpa.org, tubuh secara efisien memproses atau memetabolisme senyawa BPA.
Baca Juga: Manfaat Seks Bagi Penyitas Diabetes, Apa saja? Seperti Ini Teknik Bercintanya
Source | : | Factsaboutbpa.org |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar