GridHEALTH.id - Curah hujan yang tinggi memang meningkatkan risiko terjadinya penyakit demam berdarah dengue (DBD) pada anak-anak.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mengenali gejala DBD sejak dini dan melakukan penanganan yang tepat di rumah.
Demam berdarah dengue (DBD) adalah salah satu penyakit yang menyerang anak pada musim hujan.
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.
DBD banyak dijumpai di daerah tropis dan subtropis seperti Indonesia.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi munculnya DBD.
Seperti diantaranya adalah rendahnya kekebalan tubuh masyarakat; kepadatan jentik nyamuk atau populasi nyamuk penular yang banyak ditemukan di musim penghujan.
Bahkan, genangan air di tempat-tempat tertentu seperti ban bekas, kaleng bekas, talang air, botol bekas, gelas bekas, lubang pohon, bambu, pelepah daun, dan sebagainya.
Sebagai salah satu penyakit dengan kasus tertinggi di Indonesia, kita perlu mengetahui gejala demam berdarah pada anak.
Meski gejala DBD dapat hilang dalam waktu seminggu, namun jika semakin serius akan merusak organ, bahkan menyebabkan kematian.
Untuk mencegahnya, maka mengenali gejala DBD sejak dini sangat penting untuk dilakukan.
Biasanya, gejala DBD mulai dirasakan anak sekitar 4–10 hari setelah digigit nyamuk penyebab demam berdarah.
Gejala ini bisa berlangsung selama 2–7 hari dan biasanya bisa dikenali dengan demam yang tinggi hingga mencapai 400 C.
Selama fase demam DBD, setidaknya terdapat 2 dari beberapa gejala tambahan ini:
1. Sakit kepala yang parah
2. Nyeri di belakang mata
3. Nyeri pada tulang, otot, dan sendi
4. Ruam atau bintik-bintik merah di sebagian besar tubuh (dimulai pada hari ketiga)
5. Mual dan muntah
6. Pembengkakan pada kelenjar.
Baca Juga: Jelang Musim Hujan Banyak Remaja Kena DBD, Waspadai Siklus Pelana Kuda
Sebenarnya tidak ada pengobatan khusus untuk DBD.
Hindari memberikan obat pereda rasa sakit seperti aspirin dan ibuprofen karena dapat memengaruhi kadar trombosit dalam darah, dan meningkatkan risiko perdarahan.
Selain itu, orang tua juga bisa melakukan beberapa cara penanganan berikut di rumah:
1. Memberikan kompres pada dahi, ketiak, dada, selangkangan anak
2. Memastikan anak mendapat istirahat yang cukup
3. Memberikan banyak cairan pada anak untuk mencegah dehidrasi, baik dalam bentuk makanan atau minuman
4. Memberikan makanan yang kaya akan nutrisi, terutama yang tinggi protein
Hindari penggunaan obat pereda nyeri seperti aspirin dan ibuprofen, karena dapat meningkatkan risiko perdarahan.
Kesigapan dan perhatian orang tua sangat penting dalam menjaga kesehatan anak saat terjangkit DBD.
Source | : | pyfahealth.com |
Penulis | : | Konten Grid |
Editor | : | Grid Content Team |
Komentar