Baca Juga: Cara Mengobati Gatal di Kulit Akibat Biduran Agar Tidak Kambuh Lagi
Disregulasi dari berbagai neurotransmitter tersebut pada daerah hipothalamus, korteks prefrontal, dan sistem limbik dapat menyebabkan gangguan mood dan perasaan lelah (fatigue).”
Perubahan mood tersebut nantinya dapat berkembang menjadi lebih berat dan menyebabkan
gejala kecemasan dan depresi. Gejala kecemasan, jelasnya, ditandai dengan perasaan
gelisah, panik, berkeringat, hingga sesak napas.
Sementara, depresi dapat ditandai dengan perasaan lelah, tidak berenergi, gangguan tidur, konsentrasi yang buruk, dan perubahan berat badan yang dapat memperburuk kualitas hidup.
Selain itu, proses penuaan pada fisik perempuan menimbulkan rasa tidak percaya diri dan terbentuknya pandangan negatif pada dirinya (negative body image).
“Berbagai faktor lain seperti keadaan ekonomi, dukungan sosial yang rendah, kondisi medis tertentu, riwayat gangguan mental, dan kepribadian individu juga dapat berpengaruh terhadap perubahan mood,” jelas dr. Natalia.
Hubungan dalam keluarga dan pasangan yang baik dapat membantu meringankan stres akibat menopause dan membantu perempuan menjadi lebih resilien dalam melewati fase ini.
Baca Juga: Usir Nyeri Sendi Akibat Asam Urat dengan 5 Infused Water Ini
Baca Juga: Waspada Bahaya Kanker Paru Akibat Kebiasaan Vape Pengganti Rokok
Peran support system sangat penting dalam membantu perempuan menjalankan masa
menopause.
“Ketika terdapat disfungsi seksual akibat menopause, pasangan perlu saling mengkomunikasikan ekspektasi satu sama lain terkait hubungan seksual.
Source | : | GridHEALTH.id,Virtual Media Briefing |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar