GridHEALTH.id - Festival Halloween tahunan yang rutin dilakukan di wilayah Itaewon, Korea Selatan, menelan korban jiwa.
Sejak semalam hingga saat ini, dikabarkan sebanyak 151 orang meninggal dunia dan sekitar 81 orang terluka.
Diketahui kebanyakan dari para korban berasal dari kelompok usia muda dan remaja.
Dikutip dari CNN, Minggu (30/10/2022), di antara seluruh korban jiwa 19 di antaranya merupakan turis asing.
Apa penyebab kekacauan di Itaewon?
Wilayah tersebut memang dikenal dengan kehidupan malamnya dan ini merupakan festival Halloween pertama setelah dua tahun tidak diselenggarakan karena Covid-19.
Pemicu terjadinya kasus ini masih belum jelas, tapi para saksi mengatakan bahwa para pengunjung pesta memadati jalan-jalan sempit yang ada di sana dan akibatnya kesulitan bergerak.
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol telah menyatakan masa berkabung nasional atas kejadian Itaewon.
Lebih lanjut, dikabsrkan para korban dalam tragedi ini mengalami kesulitan bernapas dan cardiac arrest.
Apa itu cardic arrest?
Cardiac aresst atau henti jantung adalah kondisi saat fungsi jantung terhenti secara mendadak pada seseorang.
Baca Juga: Waspada, Henti Jantung Mendadak Bisa Terkena di Semua Usia, Ini Cara Mencegahnya
Dalam kebanyakan kasus, henti jantung berakibat fatal bagi yang mengalaminya, terutama bila pertolongan pertama terlambat diberikan.
Penyebab henti jantung
Dialami oleh sebagian besar korban jiwa festival Halloween di Itaewon, pemicu terjadinya henti jantung yakni sistiem kelistrikan jantung yang tidak berfungsi.
Jantung berhenti berdetak dan fungsinya untuk memompa darah juga terhenti seketika.
Pertolongan pertama saat henti jantung
Menurut American Heart Association, ketika henti jantung terjadi seseorang biasanya akan menunjukkan tanda-tanda.
Pertama, hilangnya respon secara tiba-tiba. Ketika ditepuk pundaknya dengan keras atau diajak berbicara, mereka tidak merespon.
Kedua, pernapasan tidak normal. Di mana orang yang mengalami kondisi ini jadi kesulitan bernapas.
Hal yang perlu dilakukan pertama kali saat mendapati orang dengan keluhan tersebut adalah dengan memastikan semuanya aman. Lalu, lakukan cara berikut.
• Cek apakah orang tersebut tidak bernapas atau terengah-engah. Jika ya, segera lakukan CPR.
• CPR sebaiknya dilakukan oleh orang yang sudah mendapat latihan dengan memberikan tekanan sebanyak dua inci di tengah dada dengan kecepatan 100 hingga 120 dorongan per menit.
Biarkan dada kembali ke posisi normal setelah setiap dorongan.
Lakukan cara tersebut, hingga pertolongan dari layanan kesehatan datang. (*)
Baca Juga: Penyesalan Penolak Vaksinasi Usai Alami Henti Jantung Karena Covid-19
Source | : | CNN,American Heart Association |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar