- Kebiasaan untuk menyipitkan mata atau menutup sebagian kelopak mata, sehingga baru bisa melihat dengan jelas
- Sakit kepala
- Mata terasa tegang.
Bagi anak-anak akan terlihat cirinya dengan jelas saat anak kesulitan melihat sesuatu di papan tulis sekolah, sedangkan untuk orang dewasa secara spesifik cirinya dapat dilihat dari kesulitan membaca rambu-rambu jalan atau toko.
Ciri lainnya dari anak yang lebih kecil saat mengalami masalah mata minus adalah terus menerus menyipitkan mata, tampak tidak menyadari objek yang jauh, berkedip berlebihan, sering menggosok matanya, duduk dekat TV.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika seseorang, baik anak dan orang dewasa mengalami kilatan cahaya di satu atau kedua mata, muncul bintik atau garis kecil yang tampak melayang melalui bidang penglihatan, bayangan abu-abu seperti tirai yang menutupi sebagian atau semua pandangan, segerala periksa ke dokter.
Selain itu, untuk orang dewasa disarankan melakukan pemeriksaan setidaknya sekali antara usia 20 dan 29 tahun, setidaknya dua kali antara usia 30 dan 39 tahun, kemudian setiap 2 hingga 4 tahun dari semenjak usia 40 sampai 54 tahun, setiap 1 hingga 3 tahun dari usia 55 sampai 64 tahun, dan setiap 1 hingga 2 tahun setelah usia 65 tahun.
Untuk anak disarankan melakukan pemeriksaan mata setidaknya sekali antara usia 3 sampai 5 tahun, sebelum TK biasanya usia 5 atau 6 tahun, atau pun setiap tahun hingga akhir SMA.
Dengan pemeriksaan rutin ini, maka dapat dicegah sejak dini dan diantisipasi sehingga gangguan mata minus tidak berlanjut semakin parah. (*)
Baca Juga: Waspada Penyakit Mata Menular, Cegah dengan Lakukan 4 Cara Ini
Baca Juga: Penyakit Mata Glaukoma, Lansia Terancam Alami Kebutaan Permanen
Source | : | mayoclinic,Essilorindia.com |
Penulis | : | Vanessa Nathania |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar