Selain kesepian, ada juga faktor-faktor lain yang membuat seseorang terkukung dalam masalah kesehatan mentalnya, menurut Sandersan Onie.
Pertama, mitos yang sudah dipercaya oleh banyak orang dan stigma yang meliputi masalah kesehatan ini.
Misalnya anggapan bahwa pria tidak butuh bantuan profesional dan dianggap lemah bila melakukannya.
"Lebih dari 50% pria sudah minta bantuan, tapi yang dihadapi kurang baik. Sehingga hampir kebanyakan orang yang mengakhiri hidup dan melakukan percobaan adalah pria," ungkapnya.
Selain itu, ada anggapan bahwa orang yang kesehatan jiwanya terganggu, malas beribadah. Nyatanya, masalah ini sebagian besar berhubungan dengan genetik dan biologis.
Kedua, yang menjadi tantangan dalam mengakhiri masalah kesehatan ini yakni adanya trauma lintas generasi.
Yang dimaksud yaitu trauma yang diberikan kepada orang terdekat seperti anak, tanpa si anak tahu apa yang jadi pemicunya.
"Jika ada seseorang yang begitu disakiti, kemungkinan saat menjadi ibu akan mengajak anak untuk menjauhi laki-laki," ujarnya.
Ia menambahkan, "(Akibatnya) anak tersebut tidak bisa dekat dengan laki-laki, tanpa mengetahui masalahnya."
Diingatkan lagi, bahwa mencari bantuan profesional bukan sesuatu yang dianggap lemah untuk dilakukan.
Karena dasarnya, kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik, sehingga perlu diselesaikan apabila terjadi masalah. (*)
Baca Juga: Kenali 5 Tanda Orang Terpikirkan Ingin Bunuh Diri dan Cara Mencegahnya
Source | : | liputan lapangan |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar