GridHEALTH.id - Kenali beberapa gejala yang bisa menyebabkan terjadinya infeksi pada otak.
Infeksi otak terjadi karena adanya serangan patogen alias mikroorganisme penyebab penyakit, seperti bakteri, virus, parasit, atau jamur.
Infeksi terjadi saat patogen berhasil menembus pertahanan sistem saraf pusat, yaitu otak, saraf tulang belakang, dan saraf optik.
Jika hal ini terjadi maka penyakit bisa segera berkembang dan menjadi lebih buruk bila tidak ditangani dengan baik.
Faktor Infeksi Otak
Infeksi pada otak atau sistem saraf pusat lainnya bisa menjadi lebih parah karena beberapa faktor.
Mulai dari menurunnya kondisi tubuh sampai adanya infeksi pada bagian tubuh lainnya, seperti infeksi pernapasan dan infeksi organ lain.
Gaya hidup yang tidak sehat juga bisa membuat kondisi ini menjadi lebih buruk, misalnya kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol, sistem kekebalan tubuh yang menurun, hingga riwayat penyakit di bagian kepala, seperti cedera, operasi, atau kanker otak.
Seperti bagian tubuh lainnya, otak juga membutuhkan darah kaya oksigen untuk dapat bekerja dengan normal.
Namun, karena organisme ini dapat merusak darah, tubuh telah menciptakan sistem pertahanan lain yang dapat menyaring darah sebelum darah masuk ke otak.
Infeksi otak pun bisa memengaruhi berbagai organ lain, sehingga menghasilkan gejala yang berbeda-beda.
Jenis Infeksi Otak
Berikut ini adalah beberapa jenis infeksi otak berdasarkan lokasi terjadinya infeksi dan penyebabnya.
Baca Juga: 70 Persen Penyandang Stroke di Indonesia Alami Tipe Iskemik, Kenali Gejalanya
1. Meningitis
Meningitis adalah peradangan yang terjadi pada meninges, yaitu lapisan pelindung yang mengelilingi otak dan saraf tulang belakang.
Kondisi ini umumnya disebabkan oleh infeksi virus, namun terkadang bisa juga disebabkan oleh bakteri dan jamur.
Sementara gejala meningitis pada bayi dapat berupa penonjolan fontanel (bagian lunak di kepala), lemas, kurang mau makan atau menyusu, tidur berlebihan, dan rewel.
Meningitis merupakan penyakit infeksi otak yang harus segera ditangani, baik pada orang dewasa maupun anak-anak, karena dapat menyebabkan kecacatan dan kematian.
2. Ensefalitis
Ensefalitis merupakan peradangan yang terjadi pada otak akibat infeksi virus.
Beberapa virus yang paling sering menyebabkan kondisi ini adalah virus herpes simpleks, varisela atau cacar air, virus Epstein-Barr, dan campak.
Kendati demikian, ensefalitis juga dapat disebabkan oleh infeksi bakteri dan jamur.
Hanya saja, ensefalitis akibat bakteri dan jamur lebih jarang terjadi.
Ensefalitis biasanya muncul bersamaan dengan meningitis, kondisi ini dikenal dengan sebutan meningoensefalitis.
3. Abses otak
Abses otak dapat terjadi di bagian otak mana saja.
Umumnya, kondisi ini disebabkan oleh infeksi bakteri yang mengakibatkan penimbunan nanah dan pembengkakan di otak.
Gejala abses otak dapat muncul secara perlahan atau tiba-tiba.
Kondisi ini dapat dikenali dari menurunnya kemampuan berbahasa dan menggerakkan tubuh, gangguan penglihatan, lambat dalam memberikan respons atau berpikir, mual muntah, sulit fokus, dan mudah mengantuk.
4. Toksoplasmosis
Penyakit ini disebabkan oleh infeksi parasit Toxoplasma gondii yang menyerang organ tubuh tertentu, termasuk otak.
Sebagian orang yang terkena toksoplasmosis tidak mengalami gejala.
Namun, infeksi otak akibat toksoplasmosis bisa menimbulkan gejala berupa demam, sakit kepala, pembengkakan kelenjar getah bening, kejang, penurunan kesadaran, atau gangguan koordinasi tubuh.
Penyakit ini biasanya terjadi akibat komplikasi dari penyakit malaria yang tidak diobati.
Pengidap infeksi otak ini biasanya akan merasakan beberapa gejala berupa demam, menggigil, kejang, mual muntah, kesulitan bicara, gangguan pendengaran atau penglihatan, sakit kepala berat, perubahan perilaku, serta penurunan kesadaran atau koma.
Gejala utama
Infeksi otak dapat memiliki gejala yang beragam, tergantung pada jenis infeksi, penyebab, dan usia pasien.
Pasien anak biasanya akan mengalami gejala seperti sakit kepala berat, muntah, demam, kebingungan, kantuk, dan kesulitan melihat cahaya matahari.
Bayi biasanya akan menjadi mudah menangis dan sering mengantuk.
Seiring bertambah parahnya infeksi otak, bayi kerap susah diberi makan dan kemungkinan besar akan mengalami kejang.
Pasien dewasa yang terkena infeksi sering kali merasa bingung, mudah marah, dan kurang responsif.
Kemampuan berbicara mereka juga biasanya akan terganggu, sehingga mereka akan kesulitan berkomunikasi.
Infeksi juga akan mengurangi penglihatan dan kinerja otot, sehingga pasien akan kesulitan bergerak, apalagi bepergian.
Infeksi otak harus ditangani secepat mungkin agar tidak menyebabkan kerusakan permanen.(*)
Source | : | Halodoc.com,docdoc.com,Alodokter.com |
Penulis | : | Magdalena Puspa |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar