GridHEALTH.id - Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-58 nanti, jatuh pada 12 November 2022, temanya adalah ‘Bangkit Indonesiaku Sehat Negeriku’.
Tema ini arahnya ingin menunjukkan bahwa memang pada saat kondisi terburuk kita harus bangkit kembali, kita harus pulih kembali. Kalau kita bangkit maka ekonomi juga akan kembali meningkat.
Ya, kita masyarakat Indonesia saat ini masih dalam kondisi pandemi Covid-19. Karena Covid-19 pula banyak sektor kehidupan yang belum stabil, terlebih ekonomi.
Saat ini pun kita harus lebih waspada dan ekstra hati-hati terhadap kesehatan, khususnya infeksi Covid-19. Bagimana tidak kini dunia, juga Indonesia sedang diserang oleh subvarian XBB.
Prihal subvarian XBB ini Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), dr. Erlina Burhan, Sp.P(K) mengatakan, sama seperti yang lainnya, dapat terdeteksi melalui tes antigen.
Baca Juga: Penyebab Rambut Rontok dan Sakit Kepala, Begini Cara Mengobatinya
Apabila pasien dinyatakan positif, maka pemeriksaan akan dilajutkan dengan tes PCR.
Penting diperhatikan, XBB ini benar mempunyai kemampuan untuk menghindari antibodi.
Selain itu, kemampuan bertransmisinya pun cepat. Karenanya XBB sangat dan mudah menular.
Siapa paling berisiko terinfeksi XBB?
Menurut dr. Erlina, berdasarkan penelitian yang dilakukan pemerintah Singapura, risiko subvarian XBB paling tinggi untuk orang yang belum pernah terinfeksi.
"Dilaporkan Singapura, kasus infeksi Covid-19 ini didominiasi oleh orang yang belum pernah terinfeksi Covid-19 atau Covid-19 naive," katanya.
Maka dari itu dr. Erlina berpesan, mereka yang belum pernah terinfeksi untuk lebih hati-hati dengan Covid-19 ini.
"Orang yang belum pernah mengidap Covid-19 hati-hati, karena XBB ini lebih banyak menyerang yang belum pernah kena," tuturnya.
Selain itu, subvarian XBB lebih rentan dialami oleh kelompok usia muda 20-39 tahun. Sedangkan yang masuk rumah sakit rata-rata di atas 70 tahun.
Untungnya, walau risiko gejala klinis akibat turunan varian Omicron ini bisa lebih berat, tapi belum ada bukti ilmiah yang kuat terkait perbedaan keparahannya.
Sejauh ini, menurut dr. Erlina Burhan gejala subvarian XBB mirip dengan varian Covid-19 lainnya seperti demam, batuk, sesak napas, nyeri kepala, nyeri tenggorokan, hingga diare.
Melansir laman DNA India, pasien Covid-19 yang terinfeksi oleh subvarian ini merasakan keluhan seperti berikut.
1. Kelelahan, sakit kepala, dan pegal-pegal
2. Terdapat dahak dan suara mengalami perubahan
3. Demam dengan suhu tubuh mencapai 39 derajat Celsius
4. Merasa kedinginan, tapi terus berkeringat
Baca Juga: Gangguan Ginjal Akut Terjadi Setiap Tahun, Apa Bedanya Dengan yang Sekarang Terjadi?
5. Hidung berair atau tersumbat
6. Batuk-batuk, tenggorokan kering dan gatal
7. Terasa nyeri di tenggorokan setiap kali menelan air liur.
Beberapa orang yang mengalaminya juga mengalami mual atau muntah, kehilangan kemampuan indera penciuman, dan diare.
Mengingat kasus Covid-19 saat ini kembali melonjak dan adanya subvarian XBB yang disebut memiliki kemampuan bertansmisi dengan cepat, Satgas Covid-19 PB IDI mengeluarkan rekomendasi terbaru.
Yaitu, masyarakat diimbau untuk tetap menjaga protokol kesehatan saat beraktivitas dan periksakan diri bila bergejala.
"Batuk, pilek, segera periksa. Jangan sampai masyarakat abai dan juga longgar dnegan protokol kesehatan," pesan dr. Erlina Burhan.
Bagi masyarakat dengan penyakit komorbid atau penyerat, diharapkan bisa berhati-hati jika berinteraksi dengan banyak orang di kerumunan.(*)
Baca Juga: Hari Kesehatan Nasional, Masyarakat Diimbau Tetap Taat Prokes
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar