GridHEALTH.id - Kenali gejala lupus yang ternyata bisa menyerang anak.
Banyak yang mengira Lupus hanya menyerang orang dewasa, nyatanya penyakit autoimun ini juga bisa terjadi pada anak-anak.
Menurut Mayo Clinic, Lupus sendiri merupakan penyakit autoimun jangka panjang dimana sistem kekebalan tubuh menjadi sangat aktif yang justru menyerang jaringan normal dan sehat.
Biasanya penderita yang terserang penyakit ini akan ditandai dengan gejala seperti peradangan, pembengkakan, dan kerusakan pada persendian, kulit, ginjal, darah, jantung, dan paru-paru.
Selain disebabkan oleh kekeliruan sistem kekebalan tubuh, kondisi yang satu ini juga kerap dipicu oleh beberapa kondisi, seperti paparan sinar matahari berlebih, infeksi, atau obat-obatan.
Akibatnya, selain mengalami pembengkakan sendi, penyakit lupus juga berisiko bisa membuat anak demam, muncul ruam, luka pada mulut, hingga kelelahan.
Oleh karena itu, penting bagi kita mengetahui berbagai gejala Lupus, tak terkecuali tanda penyakit autoimun ini pada anak-anak.
Penyakit Seribu Wajah
Lupus kerap dijuluki sebagai penyakit seribu wajah karena kelihaiannya dalam meniru gejala penyakit lain.
Kesulitan diagnosis biasanya dapat menyebabkan langkah penanganan yang kurang tepat.
Penyakit ini dibedakan dalam beberapa jenis, salah satunya lupus eritematosus sistemik (systemic lupus erythematosus/SLE).
Setidaknya ada sepertiga pengidap jenis lupus ini yang juga memiliki kondisi autoimun lainnya, seperti penyakit tiroid atau sindrom Sjogren.
Baca Juga: Inilah 12 Daftar Penyakit yang Sulit Dideteksi oleh Dokter
Kondisi ini dapat berujung pada munculnya komplikasi, termasuk gangguan pada masa kehamilan.
Di samping itu, proses pengobatannya juga bisa membuat pengidapnya rentan terhadap infeksi serius.
Dilansir dari idai.id, seorang dokter spesialis anak, Dr. Gartika Sapartini, SpA(K), memberikan ulasannya mengenai gejala awal Lupus pada anak, berikut ini.
1. Demam lama tanpa penyebab yang jelas
Seringkali pasien Lupus datang ke rumah sakit karena keluhan demam ringan, hilang timbul, yang lama (berminggu-minggu atau berbulan-bulan) tanpa diketahui penyebabnya.
2. Anak tampak pucat dan memiliki riwayat transfusi darah berulang
Bila anak tampak pucat, mudah lelah, dan lesu, ada riwayat transfusi darah berulang, salah satu penyakit yang harus dipikirkan adalah Lupus.
Anak dengan anemia hemolitik autoimun pada perjalanan penyakit selanjutnya banyak yang menjadi Lupus.
3. Mudah letih
Anak yang biasanya aktif kemudian menjadi tidak aktif, malas beraktivitas, harus waspada akan penyakit Lupus.
4. Ruam pada kulit
Baca Juga: Menu Sahur dan Berbuka Wajib Dikonsumsi Pengidap Lupus, Salah Satunya Daging
Ruam dapat muncul di wajah berbentuk seperti sayap kupu-kupu atau yang disebut dengan butterfly rash (bercak malar).
Ruam lainnya yang berbentuk bulat-bulat, dapat muncul di bagian tubuh lain selain di wajah, seperti leher, batang tubuh, lengan dan tungkai yang disebut bercak diskoid.
5. Nyeri dan bengkak pada sendi
Anak sering mengeluh nyeri dan bengkak pada persendian, umumnya di sendi-sendi besar seperti siku dan lutut.
6. Bengkak pada kelopak mata dan tungkai bawah
Salah satu gejala yang dapat timbul adalah bengkak pada kelopak mata dan tungkai bawah, diaertai buang air kecil yang lebih sedikit dari biasanya.
Bila ditemukan keluhan ini harus waspada adanya kelainan ginjal akibat Lupus.
7. Rambut rontok
Bila rambut anak rontok lebih dari 100 helai per hari, maka harus waspada kemungkinan adanya penyakit Lupus.
8. Kulit sensitif terhadap sinar matahari
Kulit penderita Lupus mudah mengalami bercak kemerahan yang menetap bila terkena sinar matahari.
Baca Juga: Penulis 'Lupus' Hilman Hariwijaya Sempat Alami Stroke Ringan, Kenali Penyebab dan Gejalanya
Gejala dan tanda penyakit lupus yang luas membuat kadang sulit dikenali dan berakibat pada terlambatnya penegakan diagnosa.
Anak-anak dengan lupus juga akan memiliki hasil antibodi abnormal dan pembacaan tinggi untuk antibodi antinuklear (ANA) yang dapat menjadi tanda penyakit autoimun.
Hal ini juga baru bisa diketahui dari hasil pemeriksaan di rumah sakit.
Penyakit ini merupakan penyakit kronis yang hanya dapat dikontrol agar gejalanya tidak kambuh.
Kondisi anak dapat membaik (remisi) atau memburuk (kambuh), namun tidak bisa sembuh.
Dibutuhkan kerjasama antara orangtua dan dokter spesialis anak untuk dapat menjaga kondisi anak tetap optimal sehingga penyakit lupus dapat terkontrol.(*)
Baca Juga: Hari Lupus Sedunia: Penyandang Gangguan Autoimun Berisiko Lebih Tinggi Tertular Covid-19
Source | : | Halodoc.com,idai.or.id,Gridhealth.id,sardjito.co.id |
Penulis | : | Magdalena Puspa |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar