GridHEALTH.id - Salah satu pengobatan yang dianjurkan dengan suntik insulin diabetes ini.
Pengidap diabetes sendiri tentunya tak asing dengan kata "insulin" ini.
Insulin merupakan hormon yang diproduksi oleh pankreas, sebuah kelenjar yang terletak pada perut bagian belakang.
Manfaat insulin adalah untuk mengatur penggunaan dan penyimpanan glukosa atau zat gula yang berperan sebagai sumber energi tubuh.
Dalam hal ini, insulin berperan dalam memindahkan glukosa dari darah menuju sel-sel tubuh.
Ketika kadar glukosa darah terlalu tinggi, insulin akan mengirimkan sinyal pada sel otot, lemak, dan sel lainnya untuk mengambil glukosa dari darah.
Selain itu, insulin juga memerintahkan hati untuk mengambil dan menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen.
Sebaliknya, apabila kadar gula darah menurun, misalnya di antara waktu makan, simpanan glukosa pada hati akan digunakan.
Sistem regulasi ini menjaga kadar gula darah agar tetap stabil.
Maka dari itu, suntik insulin menjadi salah satu pengobatan yang disarankan untuk pengidap diabetes.
Meski demikian, obat suntik ini tidak bisa digunakan sembarangan.
Baca Juga: 73,7% Penderita Diabetes Tidak Terdeteksi, Pentingnya Deteksi Dini Diabetes, Jangan Malu!
Oleh karena itu, diperlukan pemahaman yang baik terkait dosis dan cara penggunaannya, agar obat dapat bekerja secara maksimal.
Suntik insulin diberikan kepada pengidap diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2 untuk menggantikan fungsi hormon insulin yang seharusnya diproduksi oleh pankreas.
Diabetes tipe 1 membuat penderitanya tidak dapat menghasilkan insulin dalam jumlah yang cukup atau bahkan tidak diproduksi sama sekali.
Kondisi ini membuat suntik insulin menjadi pengobatan utama bagi pengidap diabetes tipe 1.
Sementara pada pengidap diabetes tipe 2, tubuh masih bisa memproduksi insulin secara alami meski jumlahnya tidak mencukupi atau sel-sel di dalam tubuh tidak sensitif terhadap efek hormon tersebut.
Penting diketahui, insulin diabetes dapat dikelompokkan berdasarkan lama waktu insulin mulai bekerja dan berapa lama efek tersebut dipertahankan.
Rapid acting insulin alias insulin kerja cepat
Insulin kerja cepat biasanya diberikan sebelum makan.
Insulin ini bekerja 15 menit setelah disuntikkan dan efeknya bertahan selama 3-4 jam.
Short acting insulin atau insulin kerja pendek
Insulin kerja pendek bekerja 30 sampai 60 menit setelah penyuntikkan dan bertahan selama 5-8 jam.
Karena itulah, insulin kerja pendek diberikan tepat sesaat sebelum makan.
Intermediate acting insulin atau insulin kerja menengah
Insulin kerja menengah mulai bekerja sekitar 1-2 jam setelah diberikan.
Efeknya dapat bertahan selama 14-16 jam.
Long acting insulin alias insulin kerja panjang
Insulin diabetes tipe ini baru bekerja 2 jam setelah pemberian.
Namun, efeknya dapat berlangsung selama 24 jam, bahkan lebih.
Selain keempat jenis insulin ini, dalam praktik klinis juga banyak terdapat sediaan insulin dalam bentuk kombinasi, atau biasa disebut biphasic insulin.
Misalnya, kombinasi insulin kerja pendek dan menengah, atau kombinasi insulin kerja cepat dan menengah.
Tujuannya untuk memudahkan pasien yang harus menggunakan dua jenis insulin agar tidak repot, sehingga hanya cukup menggunakan satu jenis pen saja.
Selain dengan suntik insulin tersebut, dokter biasanya akan menyarankan penanganan lain, seperti menjalani pola hidup sehat dan memberikan obat diabetes minum.
Penggunaan insulin pada pengidap diabetes dapat memberikan beberapa efek samping.
Efek samping yang mungkin akan dirasakan, yaitu:
Glukosa darah rendah yang menyebabkan lemas
Kenaikan berat badan pada penggunaan awal
Terbentuknya luka dan benjolan pada daerah yang sering dilakukan suntikan
Ruam pada daerah suntik atau seluruh tubuh, namun jarang terjadi.
Itulah beberapa hal yang bisa dikenal perihal suntik insulin diabetes.(*)
Baca Juga: Penyintas Diabetes Disarankan Mengonsumsi Kacang-kacangan Sebagai menu Sarapan Utama
Source | : | alodokter,guesehat.com,Aido.id,Klikdokter |
Penulis | : | Magdalena Puspa |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar