GridHEALTH.id – Pandemi covid-19 belum benar-benar dapat dikatakan sudah hilang, namun masyarakat sudah selayaknya hidup berdampingan dengan Covid-19.
Kasus harian Covid-19 di Indonesia juga masih mengalami peningkatan akibat terus adanya varian baru yang masuk ke Indonesia.
Oleh karena itu, masyarakat juga masih selalu diimbau untuk selalu menggunakan masker dan menerapkan protokol kesehatan dengan disiplin, agar terhindar dari risiko kondisi peningkatan yang tak terkendali.
Data dari Kemenkes yang disampaikan dalam instagram resminya, dikatakan per 24 November 2022 ada 7.110 kasus positif baru yang tercatat.
Dengan detail, sebanyak 7.669 kasus yang dinyatakan sembuh dan tambahan kasus meninggal sebanyak 41 orang.
Dalam kata sambutan yang disampaikan oleh Menkes Budi Gunadi pada acara ISICAM 2022, Jumat pagi (25/11/2022), dikatakan kondisi Covid-19 di Indonesia masih dapat terkendali.
“Alhamdulillah sejak yang Omicron BA1 dan BA2 yang varian masuk melanda seluruh dunia, memang kita naiknya agak tinggi, tapi begitu gelombangnya berubah jadi BA4 dan BA5, kita naiknya sudah tidak terlalu tinggi,” kata Menkes Budi.
Menkes Budi menyampaikan kenaikan kasus yang tetap terkendali dikarenakan imunitas masyarakat yang sudah tinggi, ditambah dengan dilakukannya seropravelensi survei.
Sebagai tambahan informasi, seroprevalensi survei adalah jumlah individu dalam suatu populasi yang menunjukkan hasil positif untuk penyakit tertentu berdasarkan spesimen serologi.
Baca Juga: Pentingnya Perlindungan Khusus Pada Kelompok Rentan di Era Pandemi Covid-19
“Kenapa? Karena memang imunitas dari masyarakat kita sudah tinggi sekali. Kita adalah satu dari beberapa negara yang melakukan seropravelensi survei setiap enam bulan dan itu 20.000 lebih di 514 kabupaten/kota, jadi kita bisa ukur kadar antibodinya berapa banyak,” jelas Menkes Budi dalam kesempatan yang sama.
“Kita lihat kemarin kadar antibodi dari masyarakat kita 98% lebih sudah memiliki antibodi dengan rata-rata naik dari 600 ke 40.000 unit per mililiter,” lanjutnya.
Selain itu, Menkes Budi menyebutkan Kemenkes memiliki data akurat dari 205 juta populasi Indonesia yang terus dibaharui, sehingga dapat diprediksi daerah yang sudah memerlukan booster kembali.
“Saya dikasih tugas sama Presiden ada tiga, pertama vaksinasi secepatnya, kedua tugasnya adalah kendalikan pandemi ini secepat mungkin, supaya cepat kembali pulih,” kata Menkes Budi menyampaikan keyakinannya dalam menangani pandemi.
“Kalau misalnya gelombang BQ1 dan XBB ini terkendali, kita termasuk satu dari beberapa negara yang tidak mengalami gelombang besar (Covid-19) dalam dua belas bulan,” tegas Menkes Budi.
Untuk mendukung target ini, Menkes Budi sendiri menyebutkan telah melakukan vaksinasi hingga mencapai hampir 450 juta dosis vaksinasi terhadap 205 juta masyarakat Indonesia.
Dua cara pengukuran imunitas yang dilakukan Kemenkes adalah melalui vaksinasi dan infeksi, sehingga saat dilakukan tes dan ternyata rendah, maka dapat diberikan langkah pencegahan dengan segera, yaitu berupa booster.
“Makanya kita akan dibooster lagi sekarang, karena pengalaman kita setiap enam bulan antibodinya menurun, sehingga kita perlu booster lagi di daerah-daerah yang memang sudah melakukan vaksinasi agak lama,” jawab Menkes Budi saat menerangkan langkah selanjutnya.
Sebagai tambahan informasi, saat ini pemerintah telah membuka vaksin booster untuk lansia, mengingat banyak korban Covid-19 yang terbaru adalah lansia.
Diharapkan dengan vaksin booster, masyarakat dapat terlindungi dan mencegah terjadinya lonjakan kasus yang terlalu tinggi dan tidak terkendali, sehingga pandemi Covid-19 bisa segera diselesaikan. (*)
Source | : | liputan langsung ISICAM 2022 |
Penulis | : | Vanessa Nathania |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar