Baca Juga: Anemia dan Stunting pada Anak Masalah Klasik Belum Terselesaikan, IronC Bisa Jadi Solusi?
"Mereka dapat tablet tambah darah, tapi ternyata minum sesuai rekomendasi seminggu sekali hanya 1,4% di sekolah," ujarnya.
Adapun alasan yang menyebabkan rendahnya minat remaja putri mengonsumsi tablet tambah darah di antaranya:
1. Merasa tidak suka
2. Mual
3. Bosan
4. Lupa.
Masih rendahnya cakupan konsumsi tablet tambah darah pada remaja perempuan, meningkatkan risiko anemia yang bila diabaikan akan berdampak pada kehidupan di masa depan.
Remaja putri yang terkena anemia, ketika dewasa dan menjadi calon ibu berisiko mengalami masalah dalam persalinan hingga melahirkan anak stunting.
"Jika dikonsumsi secara teratur, sejak remaja, saat menjadi calon ibu risiko stuntingnya akan berkurang. Ketika dia tidak mengonsumsi, bisa anemia," jelas Dwi Adi.
"Sangat rentan sekali terjadi komplikasi pada persalinan, bisa juga terjadi kematian karena pendarahan dan risiko bayi lahir dengan berat yang rendah, dan risiko stunting," pungkasnya.
Apabila anak stunting, kualitas hidup secara keseluruhan menurun dan risiko mengidap penyakit degeneratif. (*)
Baca Juga: Home Remedies, Penderita Anemia Disarankan Konsumsi Makanan Ini
Source | : | liputan lapangan |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar