GridHEALTH.id - Kebiasaan minum teh atau kopi saat atau setelah makan mulai sekarang harus dihentikan.
Tanpa disadari kebiasaan minum kafein setelah makan dapat memicu terjadinya anemia.
Mengapa minum teh setelah makan memicu anemia?
Ketua Umum Perhimpunan Hematologi & Transfusi Darah Indonesia, Dr. dr. TB. Djumhana Atmakusuma, SpPD-KHOM, mengatakan bahwa kebiasaan tersebut dapat memengaruhi penyerapan zat besi.
Terus-menerus menerapkan kebiasaan minum teh setelah makan hanya akan menurunkan kemampuan tubuh untuk menyerap zat besi.
Oleh karena itu, disarankan untuk memberikan jarak apabila ingin mengonsumsi minuman berkafein setelah makan.
"Pada saat minum susu, kopi, atau teh (bersamaan dengan makan), maka zat besinya akan terganggu penyerapannya," ujarnya dalam konferensi pers Kampanye 'Jangan Cuek, Ayo Cek Gejala Kurang Darah' di Jakarta, Rabu (30/11/2022).
"Oleh karena itu, setelah makan tunggu dua jam baru minum teh, kopi, atau susu," jelasnya.
Tubuh yang tidak maksimal menyerap zat besi dari makanan, rentan mengalami anemia defisiensi besi (ABD).
Itu adalah kondisi di mana tubuh mengalami kekurangan zat besi, sehingga sel darah merah yang sehat jumlahnya berkurang.
Dokter Djumhana pun mengatakan, anemia defisiensi besi merupakan kondisi yang paling umum terjadi.
Baca Juga: Pentingnya Tablet Tambah Darah Bagi Remaja Putri, Cegah Anemia Hingga Stunting
Anemia defisiensi besi merupakan kondisi yang paling banyak terjadi, pada 2013 jumlah angka kejadiannya secara global mencapai 62,6%.
Apa saja gejala ADB?
Dijelaskan lebih lanjut, kekurangan darah menimbulkan gejala yang bisa dilihat dan dirasakan oleh orang yang mengalaminya.
Gejala anemia yang terlihat di antaranya kulit yang pucat, kuku rapuh dan bentuknya mirip sendok, bibir pecah-pecah dan luka, serta kerontokan rambut.
Sedangkan gejala kurang darah yang cukup sering dirasakan oleh pengidapnya adalah berikut ini.
1. Kelelahan
2. Pusing
3. Sulit berkonsentrasi
4. Tangan dan kaki dingin
5. Sesak napas
6. Insomnia
7. Mudah terkena penyakit infeksi
8. Sakit kepala.
Apabila tidak ditangani dengan tepat, kurang darah akan menimbulkan dampak besar bagi kehidupan orang yang mengalaminya.
"Kalo dia anemia yang kronik jantungnya jadi kencang degupnya, jadi gagal jantung. Bisa meninggal karena jantungnya gak bisa lagi memompa," kata dokter Djumhana.
Kurang darah juga bisa memengaruhi sistem imun, sehingga menyebabkan orang yang mengalaminya mudah untuk mengidap penyakit infeksi. (*)
Baca Juga: Anemia dan Stunting pada Anak Masalah Klasik Belum Terselesaikan, IronC Bisa Jadi Solusi?
Source | : | liputan lapangan |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar