"Bahkan hingga ke daerah pelosok, dan memberikan produk berkualitas tinggi yang paling dibutuhkan. Kami meyakini bahwa setiap orang berhak mendapatkan akses kesehatan yang sama," sambungnya.
Hal ini diwujudkan dalam bentuk layanan, fasilitas, dan sistem yang efektif serta efisien melalui dukungan transformasi digital.
Selama pandemi Covid-19, APL telah melakukan pendistribusian vaksin ke berbagai daerah di Indonesia, termasuk wilayah terpelosok.
"Saya merasa sangat terhormat, seluruh karyawan juga. Kami dapat membantu pemerintah mendistribusikan vaksin ke derah terpencil. Itu membuat layanan kesehatan mudah diakses," jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Helen juga menjelaskan selain vaksin APL juga mendistribusikan obat-obatan yang biasa digunakan oleh masyarkat.
"Produk-produk yang kami distribusikan ada obat-obatan yang dikonsumsi sehari-hari. Maka bisa dibilang melayani lebih dari 200 juta masyarakat Indonesia," tuturnya.
Dua tahun selama pandemi Covid-19, terungkap kelemahan dari yang dihadapi dalam kesehatan global.
Inklusivitas alias keberagaman, tak bisa dipisahkan dari aksesibilitas, terutama bagi masyarakat yang tinggal di wilayah-wilayah terpencil.
Begitu juga dengan masyakarat pedesaan, yang kerap mengalami kesulitan menjangkau layanan kesehatan preventif.
Perawatan inklusif adalah gagasan yang menyatakan bahwa layanan kesehatan harus dapat diakses secara setara dan merata oleh semua orang. (*)
Baca Juga: Dengan SmartRSCM Kehadiran Dokter Bisa Dirasakan Pasien Meski Jarak Berjauhan
Source | : | Media Gathering APL |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar