GridHEALTH.id – Muncul kutu air di kaki atau tangan, tak perlu khawatir, cukup atasi dengan menggunakan pilihan salep terbaik berikut ini untuk mengatasi kutu air membandel.
Sebelumnya, kenali gejala dan penyebab kutu air dalam ulasan berikut ini dan cara untuk memilih obat kutu air.
Dalam medis, kutu air dikenal dengan sebutan tinea pedis untuk di kaki dan tinea manuum untuk kutu air di tangan.
Beberapa gejala kutu air yang umum dialami saat kulit terinfeksi adalah gatal pada sela-sela jari, pengelupasan, pecah-pecah, maserasi.
Terkadang disertai dengan sisik halus berwarna putih, adanya erupsi vesikuler, adanya sensasi terbakar dan gatal, dan lainnya.
Baca Juga: Metode membersihkan Ginjal Selama 2 hari yang Direkomendasikan
Penyebab dari munculnya masalah kulit ini adalah adanya infeksi jamur yang masuk ke dalam kulit, umumnya akibat jamur dermatofita.
Sedangkan jamur ini dapat menginfeksi kulit, umumnya pada kaki dan tangan, karena adanya beberapa faktor risiko pemicu berikut ini:
- Penggunaan sepatu tertutup yang terlalu lama
- Lingkungan yang panas, lembab, dan basah
- Keringat berlebih atau kontak yang terlalu lama dengan air.
Baca Juga: Dianggap Orang Pertama Sebagai Penyintas HIV, Profesinya Pramugara
Ada beberapa jenis obat kutu air yang mungkin untuk diberikan oleh dokter, mulai dari salep, tablet, krim, cair, dan spray.
Beberapa jenis obat kutu air yang umum didapatkan dan dapat dibeli sendiri adalah salep dan krim, sedangkan obat kutu air tablet biasanya baru akan diberikan berdasarkan resep dokter, jika penggunaan obat kutu air yang lain tidak efektif.
Baca Juga: Kenali Penyebab dan Faktor Risiko Kutu Air di Tangan, Bisakah Sembuh Dalam Waktu Sebentar?
Melansir dari my-best.id, disebutkan untuk tipe obat kutu air cair direkomendasikan jika ingin cepat menyerap ke dalam kulit sehingga nyaman digunakan tanpa mengotori tangan dengan sensasi dingin menyegarkan.
Obat ini biasanya digunakan untuk permukaan kulit yang kering, hati-hati jika menggunakan obat cair yang mengandung alkohol, karena dapat menyebabkan ruam dan terasa perih untuk kulit yang pecah-pecah.
Sedangkan untuk obat kutu air berbentuk krim biasanya dapat digunakan pada semua gejala kutu air, meski kebanyakan terasa lengket dan hindari penggunaan model ini jika kutu air disertai dengan luka atau lembab.
Sedangkan untuk obat kutu air berbentuk salep, biasanya terdapat kandungan petroleum jelly sehingga mempunyai tingkat iritasi rendah dan mampu melindungi kulit secara signifikan. Cocok untuk kondisi kutu air yang areanya kaku atau menyakitkan.
Untuk obat kutu air tipe spray akan lebih mudah digunakan tanpa perlu menyentuh area yang terinfeksi. Lebih nyaman dan tidak lengket, sehingga direkomendasikan untuk mengobati area dengan tipe lembab.
Dalam memilih salep kutu air yang terbaik, maka perlu untuk melihat gejala dan area kulit yang terinfeksi.
Untuk meredakan gatal dan mencegah risiko digaruk, sebaiknya memilih salep kutu air yang mengandung bahan seperti lidocaine dan crotamiton.
Serta kandungan mentol juga dapat memberikan sensasi segar agar seseorang tidak menggaruk area terinfeksi.
Baca Juga: Komnas HAM Panggil BPOM Terkait Kasus Gangguan Ginjal Akut pada Anak
Menggaruk area yang terkena kutu air hanya akan menimbulkan masalah baru pada bagian kulit tersebut, inilah pentingnya untuk menghindari kondisi ini. Berikut ini tiga pilihan salep kutu air terbaik, yaitu:
Pemakaian tiga kali sehari dengan komposisi salicylic acid, benzoic acid, sulfur praecipitatum, mentol, dan camphora. Fungsinya untuk mengatasi sisik dan peradangan kulit serta mengurangi gatal.
Kandungannya adalah miconazole nitrate dengan memberikan sensasi dingin di kulit dan dapat digunakan untuk anak-anak. Kandungan pewangi di dalamnya mungkin tidak cocok untuk iritasi pada orang yang sensitif.
Salep kutu air ini disebutkan boleh digunakan untuk anak sejak usia 2 tahun, dengan kandungan clotrimazole yang berfungsi untuk meredakan gatal. (*)
Baca Juga: Kaki Berkeringat Terus Menerus Bisa Jadi ada Kutu Air, Usir Dengan Salep Ini!
Source | : | ncbi,my-best.id |
Penulis | : | Vanessa Nathania |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar