Seperti yang diketahui, mempunyai peran yang sangat luar biasa pada saluran cerna. Salah satunya melancarkan buang air besar.
Baca Juga: Mengenal Ciri dan Gejala Usus Buntu, Serta Cara untuk Mencegahnya
Menurut Mayo Clinic, makanan berserat akan meningkatkan ukuran dari feses dan membuatnya lebih lembut. Sehingga kotoran lebih mudah dikeluarkan tubuh.
Sementara, jika sangat jarang mengonsumsi serat, sembelit dan penumpukan feses bisa terjadi yang akhirnya dapat memicu penyakit usus buntu.
Konsumsi daging olahan, seperti sosis, dilakukan oleh kebanyakan orang dalam kehidupan sehari-hari. Dengan alasan lebih mudah didapatkan dan praktis.
Tapi ternyata, kebiasaan ini termasuk pola hidup penyebab usus buntu yang sama sekali tidak mempunyai manfaat, kecuali membuat perut kenyang.
Terdapat senyawa di daging olahan yang membuat usus buntu meradang. Sehingga, disimpulkan bahwa daging olahan juga bisa meningkatkan risiko penyakit usus buntu.
Kondisi udara yang kurang bersih, ternyata juga dapat memicu terjadi penyakit ini.
Studi yang dilakukan oleh Environmental Health Perspectives, menemukan bahwa polusi udara bisa meningkatkan risiko penyakit usus buntu.
Hal tersebut disebabkan oleh tingginya tingkat ozon, sehingga tubuh lebih mudah terinfeksi oleh bakteri maupun virus.
Karena, infeksi yang bahkan menyerang saluran pernapasan atas bisa menyebabkan kelenjar getah bening yang ada di dalam dinding usus membengkak.
Penanganan melalui operasi perlu segera dilakukan oleh pengidapnya, agar apendiks yang terdampak tidak pecah dan akan menginfeksi bagian perut yang lain.
Apabila hal tersebut sudah terjadi, maka isi perut akan terinfeksi dan menyebabkan terjadinya kondisi yang lebih serius. (*)
Baca Juga: Bisa Terjadi, Wajib Diketahui 7 Efek Samping Operasi Usus Buntu
Source | : | Mayo Clinic,Healthshots |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar