Dijelaskan oleh dr. Jati Satriyo dalam laman alodokter.com (15/12/2016), meminum susu beruang bukan sebagai salah satu pengobatan pada penderita penyakit paru-paru seperti TBC.
Konsumsi susu beruang untuk kondisi apapun adalah sebagai penunjang tubuh agar menjadi lebih sehat, sehingga daya tahan tubuh meningkat dan apabila ada virus atau bakteri dalam paru-paru bisa segera hilang.
Meski dijelaskan juga oleh dr. Devika Yuldharia dalam laman alodokter.com (20/05/2020) bahwa konsumsi susu steril seperti susu beruang ini adalah aman, namun bukan berarti susu steril dapat membersihkan paru-paru.
Konsumsi susu adalah pendamping dari obat yang diresepkan oleh dokter, selayaknya menerapkan pola hidup sehat, namun bukan menjadi yang utama. Sehingga dapat dikatakan bahwa minum susu beruang bisa bersihkan paru-paru adalah mitos.
“Susu ini tidak bisa membunuh kuman penyebab infeksi paru ya, tetapi selayaknya susu yang lain, susu memiliki manfaat untuk membantu memenuhi kebutuhan nutrisi dan menjaga daya tahan tubuh,” jelas dr. Devika.
Baca Juga: Penyebab Kematian Lord Rangga Terungkap, Pernah Muntah Darah, Kelelahan Bisa Sebabkan Kematian?
“Boleh saja diberi susu, tetapi tujuannya bukan sebagai obat ya. Tujuan pemberian susu hanya untuk membantu meningkatkan daya tahan tubuh dan memenuhi nutrisi saja, berikan jarak antara susu dengan obat sekitar 2 jam ya,” sambung dr. Devika menjelaskan mengenai konsumsi susu beruang jika memiliki penyakit paru-paru.
Ia juga menyebutkan yang perlu menjadi perhatian adalah pada pasien yang memiliki riwayat diabetes atau kolesterol tinggi, jika ingin konsumsi susu perlu dikonsultasikan dengan dokter yang merawat.
Dokter Jati Satriyo sendiri menyebutkan selain konsumsi susu, alangkah lebih baik bila diiringi dengan menerapkan pola hidup sehat, agar membantu meringankan penyakit.
Beberapa cara pola hidup sehat untuk paru-paru yang dianjurkan, yaitu:
- Tidur dan istirahat yang cukup
- Berhenti merokok dan batasi konsumsi alkohol
Source | : | Tribun Jabar,alodokter,docdoc.com,kesehatan.kontan.co.id |
Penulis | : | Vanessa Nathania |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar